Liputan6.com, Jakarta - Smartphone teranyar Huawei, P30 dan P30 Pro, diklaim sebagai pendobrak era baru dalam dunia fotografi.
Baca Juga
Advertisement
Bagaimana tidak, P30 dan P30 Pro hadir dengan teknologi kamera yang diklaim terbaik di kelasnya.
Teknologi yang diberikan Huawei ini pun diyakini akan semakin memanjakan para pecinta fotografi.
Bahkan, hasil jepretan P30 Pro menjadi salah satu yang menduduki peringkat tertinggi di DxoMark. Tak melulu soal kamera, smartphone ini juga mengusung sederet fitur kelas flagship dengan performa ‘dewa’.
Lantas, apakah semua klaim yang dielu-elukan Huawei benar dihadirkan pada P30 Pro?
Tekno Liputan6.com, yang berkesempatan menjajal P30 Pro dalam jangka waktu beberapa minggu, membuktikannya dalam ulasan mendalam P30 Pro. Simak review-nya berikut ini.
Desain
Unit P30 Pro yang Tekno Liputan6.com terima adalah Breathing Crystal. Warna ini merupakan gabungan beberapa warna terang yang menciptakan gradasi kristal berpadankan aksen biru cerah dan violet.
Warna tersebut cukup unik dan mengingatkan kami akan aksen warna gelas transparan, menciptakan kesan elegan, dan mewah.
Meski mengusung embel-embel Pro dan notabene menjadi seri yang lebih besar dari P30, P30 Pro nyatanya cukup nyaman digenggam, dimensinya sendiri 158 x 73,4 x 8,4 mm.
Namun, menyoal bobot, P30 Pro ternyata lebih berat ketimbang pendahulunya, P20 Pro. P20 Pro memiliki bobot 180 gram, P30 Pro justru memiliki bobot 192 gram.
Selayang pandang, P30 Pro dan P20 Pro juga memiliki perbedaan drastis. Kalau P20 Pro mengusung layar Full View Display, P30 Pro justru hadir dengan desan lebih lebar, lengkung alias curve pada sisi kiri dan kanannya.
Untuk display, smartphone ini memiliki layar OLED dengan bentang berukuran 6,7 inci beresolusi 2.340 x 1.080 piksel. Kualitasnya juga tak perlu lagi diragukan, mengingat layar P30 Pro memiliki reproduksi warna yang mumpuni dalam menampilkan hasil foto serta konten lain.
Pada atas layar, ada notch berdesain waterdrop di mana ada lensa selfie 32MP yang disematkan di dalamnya.
Di dalam layar ini juga tertanam teknologi Acoustic Display yang bisa mengeluarkan suara lewat layar smartphone. Fitur ini tentu menguntungkan penerimaan suara saat melakukan telepon.
Bagian layar smartphone juga menjadi tempat tombol navigasi utama home dan back. Tak lupa, ada sensor pemindai sidik jari di dalam layar.
Selama pemakaian berlangsung, sensor pemindai sidik jari berfungsi lancar saat membuka layar, sekali pun saat proses penekanan dilakukan pada beberapa tempat yang berbeda di layar.
Untuk bagian sisi, ada dua tombol fisik di bagian kanan smartphone, yakni tombol power dan volume. Pada sisi kiri, tidak ada tombol sama sekali.
Sementara, bagian bawah ditempatkan untuk lubang speaker untuk berbagai konten multimedia, slot USB Type-C untuk pengisian daya, lubang microphone, dan slot kartu SIM.
Bedanya dengan P30, slot kartu SIM P30 Pro lebih kecil karena mengusung slot hybrid yang bisa bolak-balik dengan Nano Memory (NM).
Kalau pengguna memilih kapasitas tambahan, siapkan kocek lebih dalam karena mau tak mau harus menggunakan kartu NM Huawei yang harganya cenderung lebih tinggi dari MicroSD.
Sayangnya, tak ada lubang jack audio 3,5 mm di smartphone ini. Karena itu, Huawei menghadirkan earphone yang koneksinya sudah mengusung USB Type-C di dalam kotak penjualan. Sayang, Huawei tak menyertakan konektor USB Type-C tambahan.
Pada bagian kover belakang smartphone, ada tiga kamera utama yang disusun secara vertikal. Namun pada kenyataannya, P30 Pro memiliki empat kamera utama, di mana sensor kamera keempat berukuran lebih kecil dan posisinya ada di samping tiga kamera yang tersusun secara vertikal.
Kamera keempat ini berada tepat di bawah LED Flash. Ada logo sensor Leica dan Huawei yang tampak di bagian bawah smartphone.
Rasa dari casing smartphone ini jelas terasa premium, jelas saja mengingat material yang membalut P30 Pro merupakan kombinasi aluminium dan material kaca.
Aluminium menghiasi pinggiran smartphone, sedangkan kaca membalut kover belakang smartphone.
Advertisement
Performa
Sebelum mengulik lebih dalam soal performa, patut diketahui kalau unit P30 Pro yang kami uji adalah varian RAM 8GB dengan kapasitas penyimpanan 256GB, serta firmware-nya baru yakni versi 9.1.0.124.
Menyoal dapur pacu, P30 Pro dibenamkan prosesor yang sama dengan Mate 20 Pro, yakni Kirin 980.
Di atas kertas, skor yang dicetak smartphone ini di aplikasi benchmark AntuTu adlah 316255, sedangkan di Geekbench mencatat 3323 untuk single core, dan 9948 untuk multi core.
Kalau dipakai secara langsung, kami bisa nilai performa P30 Pro tidak usah diragukan lagi.
Smartphone bisa berjalan super lancar, sekalipun dalam pemakaian multitasking—seperti membuka 10 aplikasi secara bersamaan, membuka browser dengan lebih dari 20 tab yang aktif, bermain gim berat dan chatting, serta menonton video streaming.
Untuk sistem operasi, smartphone ini sudah berjalan dengan OS Android 9 Pie dengan antarmuka Huawei EMUI 9.1.
Kami nilai antarmuka EMUI 9.1 terasa simpel, tetapi tetap hadir dengan banyak fitur. Aplikasi yang ada di antarmuka ini, ditampilkan semua di layar home tanpa adanya drawer.
Namun, pengguna bisa mengubahnya di bagian pengaturan untuk memunculkan drawer aplikasi.
Meski simpel, ada satu hal yang menurut kami menganggu pada EMUI 9.1, yakni fitur visual shopping pada HiTouch.
Saat kami melakukan pinch zoom in atau zoom out, HiTouch justru akan mendeteksinya dan mengarahkan ke beberapa laman e-Commerce. Untungnya, fitur ini bisa dinonaktifkan lewat pengaturan, pada bagian Smart Assistance.
Beranjak ke daya, P30 Pro ditopang dengan baterai berkapasitas 4.200mAh. Daya ini menjadi modal yang sangat besar agar pemakaian smartphone berlangsung awet.
Bahkan saking besarnya kapasitas daya yang ditawarkan, smartphone ini bisa dijadikan power bank karena kemampuan reverse charging-nya.
Dalam penggunan sehari-hari dalam kapasitas ringan hingga berat, smartphone bisa bertahan satu setengah hari hanya dalam satu kali pengisian daya.
Kalau kehabisan baterai, pengguna tak perlu khawatir karena pengisian ulang baterai berlangsung dengan cepat. Lewat pengisian super cepat ini, smartphone hanya memerlukan waktu sekitar 45 menit untuk mengisi daya baterai dari tingkat 15 persen ke 100 persen.
Kamera
Harus diakui, kamera menjadi salah satu fitur unggulan yang kami puji pada P30 Pro. Smartphone ini memiliki empat kamera utama yang dirancang Leica.
Tiga kamera yang tersusun secara vertikal terdiri dari sensor utama 40MP (27mm, f/1.6), sensor Ultra Wide Angle 20MP (16mm ultrawide sensor, f/2.2.), dan kamera telephoto 8MP dengan SuperZoom lens (5x optical periscope prism f/3.4).
Di sampingnya, ada sensor kamera keempat yaitu TOF alias time-of-flight yang berukuran paling kecil dan ditempatkan terpisah di bawah LED Flash.
Ada dua fitur andalan yang menjadi kemampuan canggih kamera P30 Pro, yakni kemampuan zoom dan modus malam yang ditingkatkan, serta adanya Dual View Video.
Pada kamera utama, tertanam teknologi Super Spectrum Sensor agar menghasilkan foto yang baik sekalipun dalam kondisi gelap. Ada juga kombinasi teknologi Dual Optical Image Stabilization (OIS) dan AI Image Stabilization (AIS) agar kamera tetap stabil saat digunakan.
Salah satu kemampuan ciamik kamera P30 Pro, yang lagi-lagi kami sangat suka, adalah kemampuan zoom-nya.
Kamera telephoto di smartphone ini menghadirkan level Optic Zoom 5x, Hybrid Zoom 10x, dan Digital Zoom 50x. Untuk mengintip beberapa hasil jepretan zoom P30 Pro yang mengesankan, kamu bisa melihatnya berikut ini.
Adapun foto modus auto kamera standar sudah tak perlu lagi kami sebutkan kualitasnya. Detailnya jelas terlihat, begitu pun dengan dynamic range.
Kalau soal warna, tergantung kembali lagi ke selera pengguna. Namun, penerapan warna AI pada P30 Pro kami nilai cukup sepadan, tidak sedalam yang ada pada P20 Pro.
Adapun fitur modus malam untuk foto minim cahaya pada smartphone ini juga menghasilkan kualitas foto yang clear dan sharp.
Wajar saja Huawei sesumbar menggadang-gadang tagline “See in The Dark” pada P30 Pro, mengingat fitur ini benar-benar terbukti dapat menjepret foto dalam minim cahaya dengan detail super tajam dan bersih.
Kami pun sangat terhibur dengan sensor Ultra Wide Angle, yang mana sensor dapat menjepret sudut pengambilan gambar lebih luas.
Beberapa foto yang kami ambil berikut ini memperlihatkan sudut luas dan tentunya objek tetap tajam sekalipun dalam Ultra Wide Angle.
Sementara pada sensor ToF, salah satu fungsinya adalah untuk membuat foto bokeh atau portrait lebih detail. Sensor bakal menyesuaikan beberapa mode dan pengaturan tertentu untuk menghasilkan efek bokeh yang lebih alami, sekalipun dalam kondisi terang maupun gelap.
Beranjak ke kamera selfie, kami rasa kualitas kamera selfie P30 Pro sudah mencapai taraf terbaik, mengingat sensornya dibekali AI HDR.
Dengan demikian, foto selfie yang dihasilan mengalami peningkatan yang lebih signifikan dibandingkan kualitas kamera selfie seri Huawei sebelumnya.
Advertisement
Kesimpulan
Huawei P30 Pro bisa kami simpulkan sebagai smartphone satu paket flagship ‘mewah’ yang mengutamakan banyak fitur. Namun bagi kami, kamera utama adalah senjata andalan smartphone ini.
Fitur kemampuan empat kamera utama dengan masing-masing kombinasi ciamik, dijamin akan memikat pecinta fotografi, khususnya yang suka melakukan fotografi dengan smartphone.
Terlepas dari itu, performa dan desain yang ditawarkan, meski sudah ada di taraf flagship, masih bisa disandingkan dengan beberapa pesaing lain yang tak kalah menariknya dalam dua bidang ini.
(Jek/Isk)