Liputan6.com, Jakarta - Pemblokiran oleh Amerika Serikat (AS) membuat Huawei mengubah banyak rencananya, termasuk untuk produk flagship. Menurut laporan, Huawei memangkas pengapalan smartphone flagship.
Dilansir Phone Arena, Kamis (20/4/2019), Huawei pada awal bulan ini mulai memangkas pesanan untuk lini P30, termasuk P30 Pro. Huawei P30 Pro merupakan handset paling premium perusahaan saat ini.
Advertisement
Baca Juga
Tak hanya itu, Huawei juga dilaporkan mulai memangkas pesanan untuk seri Mate 30, yang dijadwalkan rilis pada Oktober tahun ini.
Seri terbaru itu juga akan hadir dengan varian Mate 30 Pro. Pemangkasan ini berarti jumlah pengapalan awal yang direncanakan juga akan dikurangi.
Masalah pemblokiran membuat Huawei tidak bisa bekerja sama dengan perusahaan-perusahaan AS, termasuk tak lagi bisa menggunakan OS Android. Masalah ini juga berdampak pada performa perusahaan.
Pihak Huawei memperkirakan pengapalan smartphone miliknya di pasar internasional akan turun 40 hingga 60 persen pada tahun ini. Pada 2018, perusahaan mengapalkan 206 juta unit ponsel dengan setengahnya di luar Tiongkok.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Huawei Akui Tak Bisa Kuasai Pasar Smartphone Tahun Ini
Huawei mengakui tak bisa merealisasikan targetnya untuk merajai pasar smartphone pada akhir tahun ini. Masalah pemblokiran perdagangan oleh AS, membuat perusahaan membutuhkan waktu lebih lama untuk merealisasikannya.
Hal tersebut disampaikan oleh Chief Strategy Office Consumer Business Group Huawei, Shao Yang. Namun, Yang tidak mengungkapkan soal target perusahaan untuk tahun ini.
Yang mengatakan, Huawei saat ini menjual sekitar 500 ribu hingga 600 ribu unit smartphone di pasar global setiap hari. Jika bisa mempertahankan angka penjualan tersebut, maka Huawei dapat mengapalkan antara 101 dan 121 juta unit tambahan smartphone sepanjang sisa tahun ini.
Â
Advertisement
Sulit Dicapai
Kendati demikian, hal tersebut kemungkinan sulit dicapai. Pasalnya, pemblokiran perdagangan terhadap Huawei membuat sejumlah perusahaan teknologi memutus kerja sama.
Dalam hal ini termasuk aplikasi Google dan OS Android, yang kemungkinan besar tidak bisa lagi digunakan oleh Huawei jika masalahnya dengan pemerintah AS tak kunjung mendapatkan jalan keluar.
Adapun pasar smartphone pada tahun ini masih dikuasai oleh Samsung. Perusahan asal Negeri Ginseng tersebut merupakan salah satu yang diuntungkan dengan terganggunya bisnis Huawei sebagai kompatitor utama di pasar smartphone.
(Din/Isk)