Liputan6.com, Jakarta: Pesawat Sukhoi Superjet 100 yang jatuh di Gunung salak, Bogor, Jawa Barat, 9 Mei silam membuat korban sulit dikenali. Hal itu dikarenakan kondisi jenazah korban sudah dalam keadaan tidak utuh. Penurut polisi dan pihak terkait, tes DNA akan dilakukan untuk mengenali para korban dan memudahkan identifikasi. Lalu, apakah tes DNA itu?
DNA atau Deoxyribo Nucleic Acid merupakan asam nukleat yang menyimpan semua informasi tentang genetika. DNA inilah yang menentukan jenis rambut, warna kulit, dan sifat-sifat khusus manusia. Setiap orang memiliki DNA yang unik. DNA adalah materi genetik yang membawa informasi yang bisa diturunkan. Di dalam sel manusia, DNA bisa ditemukan di dalam inti sel dan di dalam mitokondria.
Metode yang digunakan dalam tes DNA adalah dengan mengidentifikasi sel DNA itu sendiri. Di dalam inti sel, DNA membentuk satu kesatuan untaian yang disebut kromosom. Setiap sel manusia yang normal memiliki 46 kromosom yang terdiri dari 22 pasang kromosom somatik dan 1 pasang kromosom sex (XX dan XY). Inti sel in lah yang akan diteliti. Dengan kata lain, metode untuk mengidentifikasi, menghimpun, dan menginventarisir sel-sel khusus yang dimiliki tubuh.
Semua bagian tubuh bisa digunakan untuk mengungkap DNA. Salah satu contohnya adalah buccal swab atau usapan mulut pada pipi sebelah dalam, darah, rambut beserta akarnya, atau menggunakan darah sebanyak 2ml sebagai sumber DNA. Tapi untuk darah, sel darah yang digunakan adalah darah putih, bukan sel darah merah. Ini karena sel darah merah tidak memiliki inti sel.
Para keluarga korban Sukhoi juga telah menjalankan tes DNA untuk menentukan identifikasi para korban di Bandar Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, 10 Mei lalu. Keluarga korban juga memberikan data lain, seperti foto serta ciri-ciri pakaian korban yang terakhir digunakan saat terbang bersama Sukhoi. Polisi juga meminta data sidik jari dan gigi para korban [baca: Keluarga Korban Sukhoi Jalani Tes DNA].
"Setiap orang memiliki DNA yang berbentuk double helix atau rantai ganda. Satu rantai diturunkan dari ibu, satu rantai lagi, diturunkan dari ayah," kata dr. Munim Idris, ahli forensik dari RSCM. Hal tersebut diyakini ampuh untuk mengungkap identitas korban.
Keberhasilan tes DNA adalah 100 persen akurat bila dikerjakan dengan benar. Tes DNA memberikan hasil lebih dari 99.99 persen kemungkinan paternitas bila DNA terduga keluarga dan DNA korban akan cocok.(wawanwae.blogspot dan berbagai sumber/BOG)
DNA atau Deoxyribo Nucleic Acid merupakan asam nukleat yang menyimpan semua informasi tentang genetika. DNA inilah yang menentukan jenis rambut, warna kulit, dan sifat-sifat khusus manusia. Setiap orang memiliki DNA yang unik. DNA adalah materi genetik yang membawa informasi yang bisa diturunkan. Di dalam sel manusia, DNA bisa ditemukan di dalam inti sel dan di dalam mitokondria.
Metode yang digunakan dalam tes DNA adalah dengan mengidentifikasi sel DNA itu sendiri. Di dalam inti sel, DNA membentuk satu kesatuan untaian yang disebut kromosom. Setiap sel manusia yang normal memiliki 46 kromosom yang terdiri dari 22 pasang kromosom somatik dan 1 pasang kromosom sex (XX dan XY). Inti sel in lah yang akan diteliti. Dengan kata lain, metode untuk mengidentifikasi, menghimpun, dan menginventarisir sel-sel khusus yang dimiliki tubuh.
Semua bagian tubuh bisa digunakan untuk mengungkap DNA. Salah satu contohnya adalah buccal swab atau usapan mulut pada pipi sebelah dalam, darah, rambut beserta akarnya, atau menggunakan darah sebanyak 2ml sebagai sumber DNA. Tapi untuk darah, sel darah yang digunakan adalah darah putih, bukan sel darah merah. Ini karena sel darah merah tidak memiliki inti sel.
Para keluarga korban Sukhoi juga telah menjalankan tes DNA untuk menentukan identifikasi para korban di Bandar Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, 10 Mei lalu. Keluarga korban juga memberikan data lain, seperti foto serta ciri-ciri pakaian korban yang terakhir digunakan saat terbang bersama Sukhoi. Polisi juga meminta data sidik jari dan gigi para korban [baca: Keluarga Korban Sukhoi Jalani Tes DNA].
"Setiap orang memiliki DNA yang berbentuk double helix atau rantai ganda. Satu rantai diturunkan dari ibu, satu rantai lagi, diturunkan dari ayah," kata dr. Munim Idris, ahli forensik dari RSCM. Hal tersebut diyakini ampuh untuk mengungkap identitas korban.
Keberhasilan tes DNA adalah 100 persen akurat bila dikerjakan dengan benar. Tes DNA memberikan hasil lebih dari 99.99 persen kemungkinan paternitas bila DNA terduga keluarga dan DNA korban akan cocok.(wawanwae.blogspot dan berbagai sumber/BOG)