Liputan6.com, Jakarta - Transformasi digital melalui teknologi Internet of Things (IoT) diklaim mempunyai manfaat yang baik untuk industri-industri di Indonesia.
Maka dari itu, Asia IoT Business Platform (AIBP) menggelar diskusi kepada sejumlah media, Kamis (11/7/2019), di bilangan Kuningan, Jakarta, sebelum menggelar Konferensi Asia IoT Business Platform Indonesia 2019.
Adanya teknologi IoT dalam berbagai industri di Indonesia, dirasa sangat perlu untuk menunjang perusahaan-perusahaan dan berbagai platform agar mampu bersaing dalam skala besar.
Advertisement
Baca Juga
Industri yang menjadi tujuan dalam implementasi untuk menuju Industri 4.0, di antaranya industri makanan dan minuman, otomotif, elektronika, kimia, tekstil, dan garmen.
Untuk mencapai tujuan tersebut, AIBP akan mendiskusikannya dengan beberapa perusahaan lokal dan lembaga-lembaga pemerintahan.
Tidak hanya diskusi mengenai implementasi proyek digital di industri, AIBP juga akan mencari apa saja tantangan yang ada dalam transformasi digital melalui teknologi IoT di Indonesia.
Felix Fernando, Project Manager Asia IoT Business Platform memaparkan, ASEAN sudah menggembar-gemborkan industri 4.0. Hal itu terjadi karena di ASEAN sendiri, sektor utama yang berkontribusi paling banyak untuk pendapatan domestik bruto (PDB) yaitu sektor manufacturing.
"Indonesia adalah negara yang paling besar di antara negara ASEAN lainnya, jika dilihat dari populasinya. Terakhir, pada 2018 Indonesia mendapatkan sekitar USD 1 Triliun atau sekitar Rp 14.800 triliun untuk PDB. Di bawah Indonesia, ada Malaysia, Thailand dan Singapura," ucap Felix dalam acara Media Briefing Asia IoT Business Platform 2019.
Peran Pemerintah
Akan tetapi, ia melanjutkan, kalau melihat PDB perkapita, keadaannya menjadi terbalik. Justru negara-negara yang populasinya lebih kecil seperti Singapura, Thailand, Malaysia yang mendapatkan PDB perkapita lebih tinggi daripada Indonesia.
Pemerintah juga ingin mendorong agar PDB di Indonesia bisa meningkat dari tahun sebelumnya. Caranya, pemerintah akan melakukan dorongan ke arah digital ekonomi 4.0 untuk sektor manufaktur, dimana industri-industri bisa meningkatkan nilai produksi dari usahanya.
"Presiden Jokowi juga pernah berkomentar pada saat terjadinya perang dagang antara Amerika dan China. Menurut beliau, itu adalah kesempatan bagi Indonesia untuk menarik high value manufacturing center, dari negara-negara terdampak untuk bergabung dengan Indonesia," tambah Felix.
AIBP, Komenterian Komunikasi dan Informatika serta Kementerian Perindustrian telah sepakat mengklasifikasikan IoT menjadi lima bagian terbesar di Indonesia.
Pertama, banking dan financial. Kedua, transportasi, distribusi, dan logistik. Ketiga, manufaktur dan industri. Keempat, publik servis, lalu kelima adalah priteal dan prilestage.
Kelima IoT yang hadir di industri Indonesia ini diharapkan dapat mampu bersaing dengan perusahaan lain, dan bisa meningkatkan pendapatan perindustrian di Indonesia.
(Linda Fahira Putr/Isk)
Advertisement