Sukses

Tesla Minta Akses ke iCloud Milik Mantan Karyawan

Tesla menduga Cao telah mencuri kode sumber itu dan menyalinnya ke iCloud.

Liputan6.com, Kraków - Mantan pegawai Tesla, Guangzhi Cao, pekan lalu telah mengakui dia mengunggah salinan kode sumber sistem autopilot garapan Tesla ke akun iCloud pribadinya. 

Masalahnya adalah Cao mengunggah kode sumber itu sebelum dia mulai bekerja di perusahaan lain, yakni XMotors.ai. Oleh sebab itu, Tesla menduga Cao telah mencuri kode sumber itu dan meminta Apple untuk memberi akses ke akun iCloud milik Cao. Demikian dikutip dari Apple Insider, Selasa (16/7/2019).

Namun, Cao membantah telah mengambil keuntungan dari data tersebut. Ia mengklaim telah mencoba untuk menghapusnya dari perangkat pribadinya.

Bersama penasihat hukumnya, dia menawarkan diri untuk menyediakan salinan forensik dari perangkat yang ingin Tesla periksa. Kemungkinan besar Apple mematuhi panggilan pengadilan selama memenuhi standar hukum.

2 dari 3 halaman

Mobil Otonomos

Sistem autopilot Tesla merupakan fitur unggulan Tesla untuk mobil seperti Model 3 dan Model S. Meski masih dalam tahap pengembangan, kecerdasan buatan garapan Tesla ini sudah memiliki kemampuan untuk memarkir, menavigasi di jalan raya dan berganti jalur kemudi dengan sedikit bantuan manusia.

Tesla bukan satu-satunya perusahaan yang sedang mengembangkan mobil otonomos. Perusahaan lain yang turut mengembangkannya termasuk Baidu dan Uber. 

Kehadiran mobil otonomos diprediksi mempermudah mobilitas manusia di masa depan. Selain lebih nyaman karena mampu berjalan sendiri, penggunaan teknologi otonomos diperkirakan dapat mengurangi kecelakaan akibat human-error.

Namun, berdasarkan sebuah penelitian yang dilakukan oleh Kempten University beberapa waktu lalu, diketahui ternyata mobil otonomos membuat penggunanya lebih mudah stres.

 

3 dari 3 halaman

Hasil Studi

Studi ini dilakukan pada 50 responden dengan umur 18 hingga 65 tahun. Para responden lalu dipantau selama mengendarai mobil yang sudah diatur dalam sistem perjalanan otomatis.

Jadi, sistem dirancang untuk memastikan pengemudi tak menyimpang dari jalurnya saat mereka kehilangan konsentrasi, seperti kelelahan. Hasilnya, tingkat stres para responden ternyata naik setelah sistem itu diaktifkan.

"Tingkat stres semua responden langsung meningkat setelah sistem dinyalakan," tutur psikolog yang terlibat dalam studi tersebut, Corinna Seidler.

Menurutnya, hal itu terjadi karena ada perasaan khawatir dan ketakutan ada kegagalan saat menyerahkan kemudi pada mesin.

Karena itu, rasa percaya pada mobil otonomos masih harus ditingkatkan terus menerus untuk menimbulkan rasa percaya pada penumpang. Terlebih, saat ini, belum ada mobil otonomos yang benar-benar teruji saat berjalan di lalu lintas sebenarnya. 

Kendati demikian, pengembangan teknologi mobil otonomos sendiri masih terus berlanjut dan dilakukan sejumlah perusahaan.

Bahkan, ada beberapa perusahaan termasuk pemerintah yang membuat fasilitas khusus untuk melakukan uji coba perjalanan mobil otonomos. 

(Why/Ysl)

Video Terkini