Liputan6.com, Jakarta - Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyalahkan gim video sebagai salah satu faktor yang mendorong orang untuk melakukan penembakan massal, seperti yang terjadi pada pekan lalu.
Selama kurun waktu 24 jam pada pekan lalu, di AS terjadi dua penembakan massal.Â
Satu peristiwa di Walmart di El Paso, Texas, yang menewaskan 21 orang tewas dan menyebabkan 26 orang luka-luka; satu peristiwa di Dayton, Ohio, di mana 9 orang tewas dan belasan lainnya luka-luka.
Advertisement
Baca Juga
Dalam pidatonya, sebagaimana dikutip dari Polygon, Selasa (6/8/2019), Trump mengatakan, "Kita harus menghentikan glorifikasi kekerasan di masyarakat kita. Ini termasuk gim video yang mengerikan yang sekarang sudah menjadi hal biasa."
Lebih lanjut, Trump menyebut internet sebagai "jalan berbahaya untuk meradikalisasi pikiran terganggu."
Namun, pernyataan Trump tidak sesuai dengan fakta yang ada. Penelusuran Forbes menunjukkan tidak ada hubungan di antara gim video dan penembakan massal.
Fakta Sebenarnya
Penjualan gim video telah mengalami peningkatan sejak tahun 90-an, sementara insiden pembunuhan yang melibatkan anak muda telah menurun.
Sebuah laporan Dinas Rahasia dan Kementerian Pendidikan di AS yang dirilis pada tahun 2004 menemukan bahwa dari belasan penembakan massal, hanya 12 persen pelaku yang menunjukkan minat pada gim video kekerasan.
Kemudian temuan Oxford University pada tahun ini menyimpulkan tidak ada korelasi antara jumlah waktu yang dihabiskan seseorang bermain gim video dan kecenderungan untuk melakukan tindakan kekerasan.
Pemerintahan Trump juga pernah merilis laporan pada tahun 2018 yang menunjukkan sedikit bukti tentang menghubungkan gim video dengan penembakan massal.
(Why/Ysl)
Advertisement