Sukses

Huawei Mate 30 Pro Punya 2 Kamera Belakang 40MP

Huawei tengah menyiapkan peluncuran smartphone flagship terbaru, Mate 30 Pro. Kali ini, muncul informasi baru tentang ukuran sensor smartphone tersebut.

Liputan6.com, Jakarta - Huawei tengah menyiapkan peluncuran smartphone flagship terbaru, Mate 30 Pro. Kali ini, muncul informasi baru tentang ukuran sensor kamera smartphone tersebut.

Dilansir GSM Arena, Selasa (6/8/2019), Huawei Mate 30 Pro dilaporkan akan memiliki tiga kamera belakang. Kamera utamanya, akan memiliki resolusi 40MP, seperti P30 Pro. Namun, ukuran sensornya lebih besar, 1/1.55 inci.

Kamera belakang lain juga memiliki resolusi yang sama, tapi ukuran sensornya 1/1.7 inci. Sensor ini diperuntukkan bagi lensa ultra wide-angle.

Kedua ukuran sensor Mate 30 Pro tersebut dilaporkan lebih besar daripada sensor utama, yang digunakan Samsung pada Galaxy S10 dan Note 10.

Sementara itu, kamera ketiga diprediksi memiliki resolusi 8MP, dan berfungsi untuk pengambilan gambar telephoto.

Secara keseluruhan, Huawei Mate 30 Pro memiliki kamera yang lebih baik daripada seri P30. Menurut laporan, Huawei telah mendaftarkan merek dagang "Cine Lense" dan "Matrix Camera", yang merujuk pada kualitas tinggi kamera seri Mate 30.

2 dari 2 halaman

Huawei Tak Bisa Pastikan Mate 30 Meluncur dengan Android

Lebih lanjut, Chairman Huawei, Liang Hua, membicarakan soal hubungan perusahaan dengan Amerika Serikat (AS), dan dampaknya terhadap bisnis. Salah satu yang dibahas soal penggunaan OS Android pada smartphone terbarunya nanti, Mate 30.

Pemerintah AS pada Mei lalu, sempat memasukkan Huawei dalam daftar hitam perdagangan, sehingga tidak bisa berbisnis dan menggunakan berbagai produk dari perusahaan-perusahaan AS.

Namun menurut laporan, pemerintah AS beberapa waktu lalu sudah melonggarkan kebijakan tersebut, selama Huawei dipastikan tidak mengancam keamanan negara.

Terkait permasalahan itu, Liang mengatakan keputusan Mate 30 bisa menggunakan OS Android, tergantung pada pemerintah AS. Seperti diketahui, Android merupakan OS mobile milik Google, yang merupakan perusahaan AS.

"Jika pemerintah AS mengizinkan kami menggunakan Android, maka kami akan menggunakannya. Namun jika tidak, maka kami akan beralih ke opsi lain. Mengenai seberapa siap OS kami, Anda hanya perlu melihatnya secara langsung nanti," ungkap Liang, seperti dikutip dari Forbes.

Liang pun mengungkapkan, masuknya perusahaan dalam daftar hitam, telah merusak penjualan ponsel Huawei di pasar internasional. Namun secara internal, katanya, perusahaan merasa lebih kuat.

"Di luar, ini sudah enam bulan penuh gejolak, tapi di dalam perusahaan, kami melihat berbagai hal dengan cukup tenang. Di satu sisi, tekanan pemerintah AS membantu kami memahami tujuan kami dengan lebih baik, dan meningkatkan kerja sama kami secara internal," tuturnya.

(Din/Ysl)

Video Terkini