Sukses

Ini 3 Hal yang Dilakukan Hacker Saat Ambil Alih Grup WhatsApp

Celah dalam WhatsApp memungkinkan peretas melakukan tiga hal berikut ini.

Liputan6.com, Jakarta - Sebagai salah satu aplikasi pesan singkat terpopuler, WhatsApp masih memiliki celah yang dapat menimbulkan potensi penyebaran misinformasi.

Walaupun WhatsApp menggunakan metode end to end encryption, dalam artian segala pesan yang dikirim oleh pengguna tidak akan bisa diintervensi oleh pihak ketiga.

Celah ini dapat memberikan akses kepada peretas tidak hanya dalam percakapan privat, melainkan juga percakapan yang dalam grup Whatsapp.

Mengutip laman resmi perusahaan keamanan CheckPoint, celah dalam WhatsApp memungkinkan peretas melakukan tiga hal berikut.

1. Mengubah balasan pesan dari seseorang dan menggunakan kata-kata yang bahkan tidak pernah dikatakan.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini

2 dari 4 halaman

Dua Hal Selanjutnya

2. Mengutip pesan dalam balasan percakapan grup untuk membuatnya tampak seolah-olah berasal dari orang yang bahkan bukan bagian dari grup

3. Mengirim pesan ke salah satu anggota grup, berpura-pura menjadi pesan grup tetapi sebenarnya hanya dikirim ke salah satu anggota. Namun, respon anggota akan dikirim ke seluruh anggota grup.

 

3 dari 4 halaman

Update Versi Terbaru Sekarang!

Perusahaan keamanan siber Checkpoint baru-baru ini menemukan celah di WhatsApp. Celah tersebut memungkinkan peretas mengubah teks dari pesan balasan yang dikirimkan oleh seseorang.

Celah ini kemudian memungkinkan peretas untuk memanipulasi pesan dalam percakapan publik dan pribadi di WhatsApp.

Hal itu meningkatkan potensi munculnya informasi tidak bertanggung jawab yang disebarkan oleh pihak yang tampaknya merupakan sumber tepercaya.

Bahayanya, pesan yang sudah diubah itu seakan-akan benar dikirimkan oleh si pengirim yang asli.

Menanggapi celah tersebut peliti keamanan Kaspersky, Victor Chebysev, menilai celah keamanan yang ditemukan pada WhatsApp memang menjadi hal yang perlu diperhatikan, karena dapat mengakibatkan hal seperti anggota grup yang mendapat tuduhan tidak bertanggung jawab karena menyebarnya pesan palsu.

"Namun, ini tidak berarti bahwa pengguna harus berhenti menggunakan WhatsApp. Karena, sementara bug tersebut memang berbahaya, mereka tidak biasa dalam semua jenis perangkat lunak," ujar Victor melalui keterangan resminya, Jumat (9/8/2019).

 

4 dari 4 halaman

Saran Kaspersky

Ia menyarankan, para pengguna harus sangat berhati-hati saat berkontribusi pada percakapan dalam grup. Jika ada keraguan selama berlangsungnya korespondensi, konfirmasikan identitas penulis dalam percakapan pribadi.

"Kami sangat menyarankan untuk terus mengawasi kapan pembaruan WhatsApp dirilis dan segera lakukan pengunduhan versi terbaru agar tetap aman," ucap Victor menambahkan.

(Keenan Pasha/Isk)

Â