Liputan6.com, Jakarta - Facebook merilis dua solusi iklan baru di layanannya. Iklan film ini bertujuan untuk membantu studio film meningkatkan penjualan tiket dan mempermudah para pengguna menemukan film yang ingin ditonton.
Dilansir dari Phone Arena, Kamis (15/8/2019), dua solusi iklan baru itu, yakni movie reminder dan movie showtime, telah tersedia untuk semua studio film di Amerika Serikat (AS) dan Inggris.
Advertisement
Baca Juga
Bagi konsumen, movie reminder berfungsi untuk mengingatkan waktu penayangan film yang diinginkan. Ketika para pengguna melihat iklan sebuah film di News Feed, mereka bisa mengetuk tombol Interested untuk menerima reminder atau pengingat di notifikasi Facebook ketika sudah tayang di bioskop.
Di notifikasi tersebut, akan tercantum halaman detail film tersebut di Facebook, yang berisi waktu tayang film dan cara membeli tiket.
Movie showtime memiliki fungsi yang hampir sama dengan movie reminder. Ketika para pengguna tertarik dengan sebuah film yang muncul News Feed, pengguna cukup mengetuk tombol Get Showtimes yang tersedia. Lalu pengguna akan diarahkan ke halaman detail film tersebut di Facebook, yang berisi informasi lebih terperinci tentang di mana dan waktu penayangannya.
Facebook Depak Ratusan Akun, Halaman dan Grup Mencurigakan dari Tiga Negara Ini
Lebih lanjut, Facebook beberapa waktu lalu menghapus ratusan akun, halaman, dan grup yang terindikasi melakukan aktivitas mencurigakan di Facebook dan Instagram. Mengutip keterangan di halaman Newsroom Facebook, ditemukan dua operasi terpisah; satu berasal dari Uni Emirat Arab dan Mesir; satu lagi dari Arab Saudi.
Dua operasi tersebut tidak terhubung satu sama lain. Namun, keduanya menciptakan jaringan akun untuk mengelabui orang-orang tentang siapa mereka dan apa yang dilakukan.
"Kami terus berupaya mendeteksi dan menghentikan jenis aktivitas ini, karena kami tidak ingin layanan kami digunakan untuk memanipulasi orang," kata Facebook.
Lebih lanjut disebutkan bahwa penghapusan akun, halaman, dan grup itu dilakukan dengan mengacu pada aktivitas mereka, bukan pada konten yang mereka terbitkan.
Di setiap kasus ini, ujar Facebook, pihak di balik kegiatan ini berkoordinasi satu sama lain dan "menggunakan akun palsu untuk mengelabui orang-orang dan itulah yang menjadi dasar tindakan perusahaan."
(Din/Why)
Advertisement