Liputan6.com, Jakarta - Dalam rangka memeriahkan HUT ke-74 RI, startup yang bergerak di bidang education technology (edutech), Extramarks Indonesia, turut berpartisipasi dalam program Festival Gapura Cinta Negeri.
Festival tersebut diselenggarakan oleh Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Komunikasi dan Informatika, Kementerian Pariwisata, dan Badan Ekonomi Kreatif Indonesia.
Dalam hal ini Extramarks membangun gapura berbentuk replika lambang negara Republik Indonesia, Garuda Pancasila, setinggi 17 meter. Uniknya, gapura tersebut dibuat dari kacang dan dikembangkan dalam 8 hari oleh 45 seniman dengan berbagai latar belakang budaya.
Advertisement
Baca Juga
Angka-angka itu terhubung dengan 17 Agustus 1945 (17-8–1945), Hari Kemerdekaan Republik Indonesia. Adapun alasan pembangunan gapura dari bahan kacang adalah untuk menggaungkan kecintaan terhadap negeri sekaligus mengingatkan makna dibalik istilah kacang lupa kulit.
Fernando Uffie, Country Manager Extramarks Indonesia mengatakan, secara simbolis maknanya adalah untuk mengingatkan kita semua, khususnya para siswa untuk tidak seperti kacang yang lupa kulit.
"Tugas kami membangun sumber daya manusia (SDM) unggul lewat pendidikan dan harapan kami kepada para siswa nantinya akan berpartisipasi aktif dalam membangun Indonesia berbekal prestasi pendidikan yang didapatnya,” kata Uffie melalui keterangannya, Minggu (18/8/2019).
Teknologi untuk Pendidikan
Lebih lanjut, Uffie menjelaskan bahwa Pancasila yang terdapat dibagian dada Garuda menjadi semangat, komitmen dan kecintaan Extramarks untuk menciptakan SDM unggul melalui pemerataan dan peningkatan kualitas pendidikan Indonesia.
"Kami percaya bahwa teknologi adalah solusi untuk memastikan setiap anak Indonesia berhak untuk mendapatkan pendidikan berkualitas dan akses literasi yang mudah," ucap Uffie menambahkan.
Sebagai informasi, gapura Garuda Pancasila ini akan berdiri selama 1 bulan (hingga 17 September 2019) di area Tugu Api Pancasila, Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta.
Dalam pembangunan gapura ini, Extramarks melibatkan Drs. Suprayogi yang merupakan guru kindegarden, pembina Pramuka, artis teater, dan praktisi sastra.
Pada 2004, ia mendapat pengakuan dari Museum Rekor-Dunia Indonesia (MURI) dengan menciptakan Replika Burung Garuda setinggi 8 meter.
(Isk/Ysl)
Advertisement