Sukses

Telegram Segera Rilis Mata Uang Kripto Bernama Gram

Aplikasi pesan Telegram disebut-sebut akan meluncurkan mata uang kripto bernama Gram yang dijadwalkan rilis pada akhir Oktober.

Liputan6.com, Jakarta - Aplikasi pesan Telegram dikabarkan akan segera meluncurkan mata uang kriptonya yang bernama Gram.

Aplikasi dari Rusia yang terenkripsi ini berencana meluncurkan Gram dalam dua bulan mendatang. Demikian seperti dilaporkan oleh The New York Times.

Padahal, sebelumnya aplikasi pesan besutan Pavel Durov itu sempat membatalkan initial coin offering (ICO) dari Gram. Oleh karena itu, kabar akan diluncurkannya Gram mungkin dirasa sangat mengejutkan.

Mengutip laman The Verge, Rabu (28/8/2019), menyebutkan Gram akan dirilis pada akhir Oktober, tepatnya pada 31 Oktober.

Tanggal di atas berdasarkan pada dokumen legal yang ditinjau oleh The New York Times. Telegram sendiri berusaha keras membuat Coin segera direalisasikan.

Menurut informasi, aplikasi yang pernah diblokir di Indonesia ini harus merogoh kocek sebesar USD 1,7 milliar untuk membuat koin-koin Gram jadi kenyataan.

2 dari 3 halaman

Bisa Simpan Uang di Dompet Digital

Lantas, seperti apa penggunaan Gram? Tiga investor anonim Telegram yang tak disebutkan namanya menyebut, jika mata uang kripto ini diluncurkan, pengguna Telegram bisa menyimpan koin di dompet digital Gram.

Dompet digital Gram inilah yang ditawarkan ke lebih dari 200 juta penggunanya di seluruh dunia.

Sayangnya, belum jelas bagaimana regulator bakal menyetujui mata uang kripto milik Telegram ini. Apalagi di masa lalu, Telegram berselisih dengan pemerintah di negaranya sendiri.

Selain mata uang kripto Telegram, Libra milik Facebook juga kabarnya bakal dirilis di Amerika Serikat. Namun sampai saat ini masih terus dalam pembicaraan dengan regulator setempat.

3 dari 3 halaman

WhatsApp akan Hadirkan Layanan Pembayaran di Indonesia

Masih dari aplikasi perpesanan, kompetitor Telegram yakni WhatsApp kabarnya akan merilis metode pembayaran digital di Indonesia. 

Aplikasi olah pesan milik Facebook itu dikabarkan berencana menghadirkan layanan transaksi mobile miliknya ke Indonesia.

Untuk melancarkan rencana tersebut, WhatsApp sedang melakukan diskusi dengan sejumlah perusahaan pembayaran di Tanah Air.

Bila terealisasi, Indonesia bakal menjadi negara kedua di dunia di mana WhatsApp memperkenalkan layanan tersebut.

Adapun India menjadi negara pertama yang bakal mengadopsi layanan tersebut, bilamana persetujuan regulasi penyimpanan data lokal sudah disetujui.

Berbeda dari India yang direncanakan bakal menawarkan layanan pembayaran peer-to-peer, WhatsApp hanya akan bertindak sebagai platform pendukung pembayaran melalui dompet digital lokal, sebagaimana informasi sumber anonim kepada Reuters, Selasa (20/8/2019).

"Indonesia bakal menjadi model bagi WhatsApp untuk mengadopsi konsep serupa di pasar negara berkembang lainnya," kata sumber tersebut. 

"Selain itu, ini bakal menjadi cara agar menyiasati peraturan lokal terkait pemain asing yang membuat dompet digital mereka sendiri." 

Berdasarkan laporan dari sumber yang sama, WhatsApp saat ini sedang berdiskusi dengan beberapa perusahaan pembayaran digital, termasuk Gojek, Dana, dan OVO.

Kesepakatan dengan ketiga perusahaan itu diperkirakan akan selesai dalam waktu dekat ini.

(Tin/Ysl)

 

Video Terkini