Sukses

Menyambung Asa Bekerja dengan Grab

Ketidakpastian pendapatan atau tempat kerja yang tak lagi bisa diharapkan, membuat sejumlah orang beralih menjadi mitra pengemudi Grab.

Liputan6.com, Balikpapan - Ketidakpastian pendapatan atau tempat kerja yang tak lagi bisa diharapkan, membuat sejumlah orang beralih menjadi mitra pengemudi Grab.

Hal ini setidaknya dialami oleh dua mitra pengemudi Grab asal Samarinda, Kalimantan Timur, Rizaldy Arief Ramadhan dan Bambang Indrayanto.

Rizaldy bergabung dengan Grab pada 2017 sebagai mitra pengemudi layanan Car atau penyewaan mobil.

Ia sebelumnya bekerja di sebuah perusahaan tambang di Samarinda, tapi memutuskan keluar karena tidak ingin dipindahkan ke luar daerah dan berpisah dengan keluarganya.

"Saya waktu itu mau dipindahkan ke luar daerah, tapi saya ingin tetap dekat keluarga. Akhirnya dengar cerita teman, Grab ini bisa dijadikan pekerjaan tetap, maka saya keluar dari perusahaan," ungkap Rizaldy saat ditemui di Samarinda, Jumat (31/8/2019) kemarin.

Pendapatan yang didapatkannya dari Grab sejauh ini bisa memenuhi kebutuhan keluarga. Bahkan bisa melebihi pendapatan bulanan di perusahaan lamanya.

Rizaldy Arief Ramadhan, salah satu mitra pengemudi Grab Car. (Liputan6.com/ Andina Librianty)

Ia pun berharap pihak Grab akan memberikan kembali bonus atau point, agar para mitra pengemudi lebih bersemangat. "Yang jelas di Grab, pendapatannya lebih besar kalau kita lebih giat. Apalagi jika ada bonus-bonus, kita (semua mitra pengemudi Grab) lebih semangat," kata Rizaldy.

Menurut Rizaldy, total pendapatannya per bulan berkisar Rp 9 - 10 juta. "Itu sebulan belum termasuk untuk besin dan cicilan mobil, bersihnya bisa dapat Rp 5 - 6 juta," jelas pria berusia 39 tahun tersebut.

 

2 dari 2 halaman

Semangat Membara Pak Bambang

Bambang Indrayanto, mitra driver Grab Bike saat ditemui di Samarinda, Kalimantan Timur. (Liputan6.com/ Andina Librianty)

Bambang menjadi mitra pengemudi GrabBike sejak 2017, tahun awal kedatangan Grab di Samarinda. Ketidakpastian permintaan pekerjaan borongan yang dijalani, membuatnya lebih tertarik kepada GrabBike.

"Sebelumnya saya kerja borongan, bikin pagar. Pas tidak ada borongan, ada Grab masuk dan saya coba. Awalnya seminggu cuman dapat pesanan sedikit, tapi sekarang bisa dapat 20 penumpang sehari," tutur pria berusia 36 tahun tersebut.

Bambang mengaku sangat giat bekerja, dan justru senang jika mendapatkan perjalanan yang jauh. Semakin jauh jarak yang ditempuh, biaya yang dibayar konsumen lebih besar.

Rata-rata dalam sehari, Bambang mengantongi pendapatan Rp 200 ribu. Saat momen-momen khusus seperti Pemilu dan Idul Adha, ia bisa mendapatkan pendapatan 510 ribu per hari. Rata-rata pendapatan bulanannya Rp 5 juta.

"Pokoknya saya itu selesai (mengantar penumpang), ada pesanan masuk, saya jalan terus. Saya biasanya mulai dari pagi sampai sore, tapi bulan puasa jam 12 malam baru keluar karena pas bulan puasa, siang itu sepi," tuturnya.

(Din/Ysl)