Liputan6.com, Jakarta - Pengelola Nama Domain Internet Indonesia (PANDI) menetapkan harga jual domain my.id hanya USD 1 atau sekitar Rp 14.000-an kepada pengguna. Nilai ini termasuk untuk pendaftaran dan perpanjangan domain.Â
Hal itu merupakan salah satu strategi PANDI untuk meningkatkan jumlah pengguna domain internet .id.Â
Harga jual tersebut mulai efektif per 17 September 2019. Per Agustus 2019, PANDI mencatat 330.207 nama domain yang dikelolanya.
Advertisement
Baca Juga
Ketua PANDI Yudho Giri Sucahyo menjelaskan domain my.id juga dipasarkan ke luar negeri. Selain strategi harga, kini proses pendaftaran my.id juga disederhanakan, yakni tidak ada verifikasi dokumen apa pun, kecuali verifikasi alama email aktif.
"Domain my.id memiliki keunikan tersendiri bagi penggunanya. Domain tersebut dinilai tepat digunakan sebagai alamat blog dan atau email pribadi semua orang di mana pun berada," kata Yudho dalam keterangannya.
Domain ini, tutur Yudho, "merepresentasikan 'my international domain' atau 'my identity', sehingga my.id dapat digunakan untuk sarana identifikasi identitas diri di jagat maya bagi setiap personal di mana pun di seluruh dunia."
Ekspansi Pasar Luar Negeri
Yudho juga menuturkan, PANDI akan memasarkan dua domain lokal lainnya ke pasar internasional, yakni biz.id dan .id.
Sementara domain lokal lainnya yang hanya dipasarkan di dalam negeri adalah co.id, ac.id, sch.id, web.id, ponpes.id, or.id, net.id, go.id, mil.id, dan desa.id.
Sesuai dengan regulasi di Indonesia, kata Yudho, PANDI akan tunduk pada regulasi yang ditetapkan pemerintah RI.
"Kami akan patuh terhadap aturan hukum di Indonesia. Jika di kemudian hari ada domain .id yang digunakan untuk penyebarluasan pornografi, perjudian, children abuse, SARA, dan sebagainya, PANDI akan menggunakan hak untuk melakuan suspend atau mematikan domain .id tersebut," tegas Yudho.
(Why/Isk)
Advertisement