Liputan6.com, Jakarta - Presiden Direktur XL Axiata, Dian Siswarini mengatakan, persaingan di industri telekomunikasi pada paruh kedua tahun 2019 akan semakin ketat. Karenanya perusahaan telah menyiapkan sejumlah jurus.
"Karena kita lihat di pasar beberapa operator sudah meluncurkan program-program (pada semester II/2019). Jadi dari kondisi ini, kompetisi semester II akan lebih ramai, sehingga akan memaksa semua, termasuk XL untuk lebih inovatif, lebih kreatif memunculkan produk, solusi yang kena di hati masyarakat,"
Advertisement
Baca Juga
Dia mengatakan, perusahaan akan terus melakukan pembangunan jaringan di luar Jawa. Hal ini untuk memperluas jangkauan dan pangsa pasar XL Axiata.
"Kuncinya kita perkuat infrastruktur. Kita tetap strategi bahwa ex-Java (selain pulau Jawa) harus tetap kita perkuat. Jadi ekspansi di ex-Java akan diteruskan untuk semester II," ungkap dia
Selanjutnya, program fiberisasi jaringan juga dijalankan. Ini ditujukan untuk meningkatkan pengalaman pengguna.
"Kemudian experience pelanggan yang lebih menentukan kalau kita mau fiberasisi satu site atau memindahkan dari micro ad ke fiber, itu experience (pelanggan) jauh lebih meningkat. Jadi fiberisasi kita akan teruskan."
Â
Data Analytic
Sementara dari segi komersial, lanjut Dian, strategi dual brand yakni XL dan Axis akan terus dijalankan. Juga diikuti dengan pemanfaatan data analytic untuk customer value management.
"Sisi komersial, kita lihat dual brand stategy kita tetap akan pakai. Karena kita lihat, segmentasi itu perlu, kemudian kita harus punya senjata yang beda-beda," ujar dia.
Direktur Teknologi XL Axiata Yessie D. Yosetya menyampaikan sepanjang semester satu, pihaknya sudah membangun 19.000 BTS. Sebagian besar BTS berada di luar Jawa.
"Infrastruktur harus dipercepat. Selama semester I kita sudah menyelesaikan 90 persen dari rencana kita untuk 2019. Ini artinya 19.000 BTS dan rata-rata semuanya di luar Jawa," paparnya.
"Kemudian pada akhir 2019 harusnya nanti kita bisa klaim sekitar lebih dari 135.000 BTS, sekarang sudah lebih dari 110.000 kemudian sudah bisa mencapai 95 persen dari population coverage, dan kita hadir di lebih dari 440 kota kabupaten," tandasnya.
(Wilfridus Setu Embu/Why)
Advertisement