Sukses

8 Cara Melindungi WhatsApp dari Hacker Jahil

Berikut beberapa cara untuk melindungi WhatsApp kamu dari para hacker jahil.

Liputan6.com, Jakarta - Dengan jumlah pengguna yang mencapai lebih dari 1 miliar, situs jejaring sosial WhatsApp tidak selalu aman dari yang namanya peretasan.

Akibat dari peretasan ini sendiri dapat berbahaya bagi pengguna. Pasalnya, pesan-pesan dan data pribadi dapat terekspos dengan diretasnya akun pengguna.

Agar terhindar dari hal yang tak diinginkan tersebut berikut beberapa cara untuk melindungi WhatsApp dari para hacker jahil:

1. Pakai aplikasi pengunci pihak ketiga

WhatsApp memang tidak menyediakan metode keamanan ketika pengguna akan membuka aplikasi. Namun terdapat aplikasi pihak ketiga yang menawarkan keamanan lebih ketika akan membuka WhatsApp.

Dengan menggunakan aplikasi pengunci, nantinya ketika pengguna akan membuka WhatsApp, akan diminta untuk memasukkan kode pin atau pola terlebih dahulu, sehingga tidak sembarang orang bisa membuka aplikasi tersebut kecuali pemiliknya sendiri.

2. Gunakan Two-step Verification

Two-step Verification ini berguna untuk melindungi akun ketika akan membuka dari ponsel baru.

Dengan adanya fitur ini pengguna nantinya diminta untuk memasukkan pin ketika hendak membuka akun WhatsApp-nya di ponsel baru.

Gunakan Two-step Verification di WhatsApp

Pengguna dapat mengaktifkan fitur di WhatsApp ini dengan membuka Settings -> Account -> Two-step Verification

 

2 dari 4 halaman

3. Periksa kode enkripsi dalam percakapan privat

Untuk memastikan apakah isi obrolan telah dienkripsi, pengguna dapat memeriksa kode enkripsi secara manual.

Dengan membuka profil lawan bicara, pengguna dapat masuk ke dalam menu Encryption yang di sana terdapat 40 kode angka dan kode QR.

Dalam obrolan kedua, pengguna akan memiliki 40 kode dan kode QR yang sama. Hal ini menunjukkan bahwa isi obrolan sudah terenkripsi dengan aman.

4. Mengaktifkan notifikasi keamanan

Untuk menambah keamanan, pengguna dapat mengaktifkan notifikasi keamanan. Nantinya pengguna akan mendapatkan notifikasi apabila akunnya dibuka di gawai lainnya, baik laptop, PC maupun ponsel lainnya.

Pengguna juga akan mendapatkan notifikasi jika kode-kode keamanannya berubah.

3 dari 4 halaman

5. Tidak perlu backup isi obrolan ke cloud

Isi obrolan dalam WhatsApp tentunya sudah terenkripsi yang dalam artian pihak WhatsApp dan pihak ketiga lainnya tidak dapat mengakses isi dari obrolan tersebut.

Biasanya pengguna akan mem-backup seluruh isi chat ke dalam cloud yang disediakan oleh Google Drive atau iCloud.

Disarankan untuk pengguna tidak mem-backup isi obrolan ke dalam cloud dikarenakan file isi obrolan tersebut tidak terenkripsi oleh WhatsApp, sehingga akan lebih mudah untuk diretas.

6. Hati-hati terhadap tautan palsu

Seringkali melalui SMS, pengguna mendapatkan pesan yang mengatakan akun WhatsApp-nya sudah habis masa berlangganannya atau tidak dapat diaktifkan kembali.

Pengguna diharapkan untuk tidak mempercayai pesan tersebut apalagi menekan tautan yang terdapat dalam pesan tersebut, karena bisa saja dalam tautan itu berisi virus.

 

4 dari 4 halaman

7. Pakai aplikasi WhatsApp resmi untuk versi desktop

Salah satu masalah terbesar yang dihadapi oleh WhatsApp adalah pengguna yang menggunakan aplikasi WhatsApp Desktop yang tidak resmi. Dengan demikian, data mengenai akun pengguna dapat diambil oleh peretas.

8. Mengatur perihal privasi di WhatsApp

Sistem penambahan kontak di WhatsApp cukup dapat dilakukan dengan menambah nomor ponsel saja. Dengan begitu, orang lain dapat menghubungi pengguna dengan mudah.

Namun pengguna disarankan untuk menjaga data diri seperti foto dari pengguna-pengguna lain yang tidak dikenal dengan cara mengaktifkan personal info yang nantinya dapat dilihat oleh kontak/teman-teman pengguna.

(Keenan/Isk)