Liputan6.com, Jakarta - 13 tim dari 8 negara di Asia, bertanding dalam kompetisi esports Free Fire Asia Invitational Jakarta 2019 (FFAI), di ICE BSD, Kabupaten Tangerang, Sabtu (7/9/2019).
Juara Free Fire tingkat dunia tahun lalu yang juga berasal dari Indonesia, EVOS Roar, turut bertanding dalam kejuaraan esports kali ini.
"Ya, dia tim yang memenangkan Free Fire tahun lalu, kini ikut bertanding lagi dengan tetap membawa nama Indonesia," ujar Christian Wihananto, selaku Country Producer Garena Free Fire.
Advertisement
Baca Juga
Bukan hanya EVOS Roar, ternyata Indonesia mengirimkan juga dua tim lainnya. Yakni RRQ Poseidon dan Island of God.
Lalu 10 tim lain adalah Pinto Gaming, EVOS Memorial Gamer, Thonburi Esport asal Thailand. Lalu WAG dan Forthood asal vietnam, TSG Army dan GJ Kings dari India, sedangkan Singapura dan Malaysia bergabung dalam tim OMR.
Kemudian Miracle mewakili China Taipei dan tim terakhir adalah Heroshima yang berasal dari Maroko.
Menurut Christian, mereka yang bertanding akan memperebutkan siapa yang nomor satu di Asia. Namun, tidak akan berlanjut atau berhak mengikuti ajang serupa untuk tingkat dunia. Pasalnya, masing-masing negara akan melakukan seleksi timnya lagi untuk bertanding di Brasil.
"Mereka memperebutkan total hadiah uang tunai USD 50 ribu atau sekitar Rp 703 juta," ujar Christian.
Â
Ribuan Pecinta Free Fire Ikut Nonton Bareng
Sementara, aksi para tim Free Fire ini sangat ditunggu oleh pecintanya. Seperti yang terpantau di Hall 3 ICE BSD, ribuan anak-anak hingga remaja, mengantre untuk bisa masuk ke dalam area pertandingan.
Seperti tidak terputus, padahal para penonton sudah masuk ke dalam area secara bertahap, namun tetap saja antrean terjadi di halaman hall tersebut.
"Mau lihat langsung tim Indonesia, terutama Evos yang kemarin sempat juara. Jadi mau nonton secara langsung,"ujar Maria, salah seorang penonton asal Jakarta.
Meski area penonton sudah penuh, mereka juga memadati ruang bagian depan yang hanya bisa menonton melalui layar besar yang disediakan panitia. Bahkan ada juga yang menonton di selasar hall, lantaran pintu masuk menuju arena pertandingan ditutup.
Di arena pertandingan, seluruh dinding ditutupi layar yang bisa membuat gambar menjadi tampilan empat dimensi.
Bahkan seluruh ruangan bila dilihat dari layar TV tersebut akan dipenuhi berbagai karakter dalam permainan Free Fire, sehingga membuatnya jadi hidup seperti berada di dalam arena pertandingan.
(Pramita Tristiawati/Isk)
Advertisement