Liputan6.com, Jakarta - Sebuah ‘iPhone’ berusia 2.137 tahun telah ditemukan di dalam makam tua. Para arkeolog menggali makam tua yang rupanya merupakan kuburan dari seorang wanita muda.
Para arkeolog menyebut, makam tersebut milik seorang fasionista jadul yang dijuluki sebagai Natasha.
Wanita muda di yang ditemukan di Siberia ini diperkirakan hidup pada masa Kaisar Xiongnu. Masa itu di Tiongkok, Kaisar Xiongnu memimpin negara dengan rakyat pengembara dan memimpin pada abad ke-3 SM hingga akhir abad ke-1 Masehi.
Advertisement
Baca Juga
Sekadar informasi, benda yang tampak seperti iPhone ini sebenarnya merupakan sebuah batu permata hitam dengan taburan batu mulia yang di tiap sisinya.
Alih-alih menjadi bagian teknologi pra-sejarah, blok yang bentuknya sebesar iPhone itu sebenarnya merupakan hiasan sabuk.
Mengutip laman The Sun, Selasa (9/9/2019), arkeolog Dr Pavel Leus mengatakan, “(benda menyerupai) iPhone di kuburan Natasha di era Xiongnu ini tetap jadi hal yang paling menarik di situs ini.”
“(iPhone) miliknya menjadi satu-satunya sabuk yang dihiasi koin wuzhu Tiongkok dan membantu kami menentukan waktu (kematian Natasha),” kata Dr Leus.
Temuan ini rupanya berasal dari necropolis Ala-Tey di Laut Sayan--waduk raksasa di hulu Bendungan Sayano--Shuhenskaya, pembangkit listrik terbesar di Rusia.
Terendam Air
Harta karun itu ditemukan di “Atlantis necropolis” yang biasanya terendam air. Sementara pada musim panas, airnya dikeringkan sehingga bisa mencapai dasar dan menemukan fosil itu.
The Siberian Times dalam laporannya menyebut, kuburan lawas ini biasanya terendam 56 kaki di bawah air.
Ketika ditelisik berdasarkan usia batuan yang ditemukan, wanita ini hidup di masa pra-sejarah, tepatnya pada zaman perunggu. Di sekitar daerah tersebut ditemukan dua mumi dengan alat tukar mereka.
Salah satu mumi dijuluki sebagai “Sleeping Beauty” karena mumi itu dipasangi pakaian sutera saat meninggal. Sebelumnya, mumi wanita ini dipercaya merupakan pendeta, namun belakangan dianggap sebagai desainer material kulit.
Advertisement
Temuan 100 Mumi
Sementara, mumi kedua yang ditemukan diduga merupakan penenun yang dimakamkan bersama dengan alat tenun yang dikemas dalam tas jahit.
Total di pulau tersebut ada 110 kuburan yang ditemukan. “Situs ini merupakan sensasi yang penuh sains,” kata Dr Marina Kilunovskaya dari St Petersburg Institute of Material History Culture.
“Kami sangat beruntung bisa menemukan kuburan-kuburan dari kaum nomaden yang tak diganggu oleh para penjarah kuburan selama bertahun-tahun ini,” tuturnya menandaskan.
(Tin/Isk)