Liputan6.com, Jakarta - Cinta seringkali membuat seseorang merasa 'bodoh' dan bahkan gelap mata. Ini bukan karena kita sedang berbunga-bunga, tetapi disebabkan karena kita tidak memiliki data-data yang lengkap.
Mungkin inilah yang membuat sebuah aplikasi hadir untuk memberikan masukan atau saran tentang percintaan dengan memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan.
Salah satunya adalah aplikasi bernama Mei, yang disebut sebagai "asisten hubungan". Versi Android dari aplikasi, yang meluncur September kemarin, mem-parsing percakapan WhatsApp untuk memperkirakan kompatibilitas dan kepribadian individu yang kamu ajak ngobrol (misalnya pasangan).
Advertisement
Baca Juga
Mei akan memberikan lima ciri: keterbukaan, kontrol emosi, ekstraversi, kesesuaian, dan kesadaran.
Sementara versi iOS, yang memulai debutnya akhir pekan ini, memiliki fungsi tunggal: menyarankan probabilitas pada skala 100 poin, apakah pasangan benar-benar tertarik (cinta) sama kamu atau tidak.
Mengutip laman Wired, Selasa (17/9/2019), saat ini aplikasi Mei hanya dapat menganalisis percakapan dari WhatsApp, yang memudahkan pengguna mengekspor obrolan.
Setelah percakapan terkirim ke server Mei, akan muncul serangkaian algoritma yang mencari petunjuk. Mei membutuhkan setidaknya 1.000 kata untuk menunjukkan kadar ketertarikan seseorang kepada kamu dalam persentase, yang mendiskualifikasi beberapa percakapan, termasuk percakapan dengan pacar.
Â
Â
Awal Mula Pembuatan Aplikasi
Sang pembuat aplikasi Mei, Es Lee, mengaku mulai bermain-main dengan program untuk mengukur kadar ketertarikan (cinta) seseorang setelah melihat temannya yang tidak mengetahui perasaan pasangan setelah kencan.
Lee kemudian melihat smartphone temannya, mengecek percakapan di aplikasi pesan, dan melihat bahwa temannya salah menafsirkan subteks percakapan.
"Ini hampir seperti mengirim pesan bahasa tubuh. Apakah kamu menunggu untuk membalas, atau segera membalas? Apakah kamu menggunakan tanda seru? Saya pikir banyak yang bisa dilakukan dengan algoritma. Rasanya seperti hal yang wajar untuk dilakukan," kata Lee.
Aplikasi pertama Lee, bernama Crushh, menjanjikan hal itu. Aplikasi tersebut menampilkan skor minat romantis pada skala nol hingga lima.
Â
Advertisement
Kata Malam dan Mimpi
Lee mengatakan aplikasi tersebut memproses "ratusan ribu" percakapan, di mana memberikan sekumpulan data yang kuat tentang seperti apa percakapan teks yang sebenarnya, di berbagai demografi dan dalam berbagai jenis hubungan.
Beberapa pola sudah jelas, seseorang yang mengatakan "Aku merindukanmu" di awal percakapan mungkin memiliki perasaan cinta.
"Berdasarkan data, orang yang memiliki ketertarikan kerap menggunakan kata 'malam' dan 'mimpi' lebih banyak," ungkap Lee.
(Isk/Why)