Liputan6.com, Jakarta - Melalui 'Social Impact Report' dalam sebuah konferensi pers yang digelar belum lama ini, CEO Grab Anthony Tan membuka sambutannya dengan berbagi cerita tentang Siti Fatimah dari Singapura.
Ia adalah perempuan dengan disabilitas yang menjadi mitra pengemudi GrabCar. Siti melayani penumpang dengan menggunakan mobil yang telah dimodifikasi.
Siti menemui Anthony di depan kantor Grab di Singapura dan mengucapkan terima kasih atas peluang untuk mendapatkan pekerjaan melalui platform Grab. Anthony sangat tersentuh dengan kisah itu dan mengajak manajemen senior Grab bertemu dengan Siti.
Advertisement
Baca Juga
Saat itu, Anthony menyilakan Siti meminta apapun dari Grab, dan ternyata yang diminta Siti adalah bantuan modifikasi mobil untuk orang disabilitas sehingga semakin banyak teman-teman dari komunitasnya dapat bekerja sebagai mitra pengemudi GrabCar.
“Bayangkan, ketika Ibu Siti bisa meminta apa saja dari kami, yang dia pikirkan adalah teman-temannya dengan kondisi yang sama. Saya harus menahan air mata saya,” ujar Anthony dalam pernyataannya, Minggu (29/9/2019).
Konferensi dalam rangka peluncuran laporan ini dihadiri oleh awak media dari seluruh negara Asia Tenggara, di mana Grab beroperasi.
Dalam acara ini Grab memperluas inisiatif “Mendobrak Sunyi” (Break the Silence) ke Indonesia dan Singapura, serta mengembangkan lebih lanjut program yang telah berjalan di Malaysia dan Thailand ini.
Grab memiliki lebih dari 500 mitra pengemudi Tuli dan berencana untuk menggandakan jumlah ini di tahun depan.
Akan Ciptakan Kamus Bahasa Isyarat
Grab Indonesia mengumumkan kerja sama dengan Gerakan untuk Kesejahteraan Tuna Rungu Indonesia (Gerkatin) di Indonesia, Malaysia Federation of the Deaf, Singapore Association of the Deaf, dan National Association of the Deaf Thailand untuk meningkatkan penerapan serta advokasi pentingnya inklusivitas untuk mendukung teman Tuli dan orang dengan keterbatasan pendengaran.
Peningkatan proses dan sejumlah fitur baru akan ditambahkan ke dalam aplikasi Grab untuk memudahkan mitra pengemudi berkomunikasi dengan para pelanggan, mendapatkan bantuan layanan pelanggan melalui fitur pesan instan khusus di Malaysia.
Grab juga akan menciptakan Kamus Bahasa Isyarat untuk mengajarkan masyarakat cara berkomunikasi dengan teman Tuli melalui widget dalam aplikasi Grab.
Selain itu, Grab juga akan melakukan serangkaian pelatihan bulanan untuk memastikan mitra pengemudi dapat melayani pelanggan penyandang disabilitas.
Advertisement
Grab Siap Tambah 2 Kali Lipat Mitra Pengemudi Tuna Rungu
Sebagai bagian dari program Grab for Good di Asia Tenggara, Grab turut meluncurkan inisiatif bernama 'Mendobrak Sunyi' (Break the Silence). Inisiatif ini hadir untuk membuka kesempatan bagi penyandang tulis merasakan manfaat dari ekonomi digital.
"Kampanye ini pertama kali dibuat di Malaysia dan Thailand, dan kini diperluas ke Indonesia dan Singapura," tutur co-founder Grab Hooi Ling Tan saat peluncuran program Grab for Good di Jakarta, Selasa (24/9/2019).
Sebagai bagian dari inisiatif ini, Grab juga berencana menambah dua kali lipat jumlah pengemudi tuna rungu yang ada saat ini. Menurut Tan, saat ini ada 500 pengemudi tuna rungu dan direncanakan akan bertambah menjadi 1.000 di tahun depan.
Di Indonesia, Grab bekerja sama dengan Gerakan untuk Kesejahteraan Tuna Rungu Indonesia (Gerkatin). Tan menuturkan, dengan inisiatif ini, Grab ingin membuka akses terhadap penyandang disabilitas untuk mendapatkan penghasilan lewat platformnya.
"Mereka tidak hanya melayani pelanggan kami sebagai mitra pengemudi, mitra pengiriman baik barang atau makanan, tetapi juga menjadi inspirasi bagi setiap orang yang mereka temui," tutur Tan lebih lanjut.
Di kesempatan yang sama, Managing Director Grab Indonesia Neneng Goenadi mengatakan inisiatif ini merupakan Grab untukm menjadi layanan yang dapat diakses siapa saja dan inklusif.
"Sebagai bagian dari inisiatif ini, kami juga menambahkan sejumlah fitur untuk memudahkan mitra pengemudi berkomunikasi dengan para pelanggan," ujar Neneng.
Beberapa hal yang sudah dilakukan Grab adalah melakukan pelatihan video dengan bahasa isyarat dan teks untuk mitra pengemudi. Selain itu, ada fitur pesan otomatis yang memberikan notifikasi bagi pengguna saat memperoleh mitra pengemudi tuna rungu.
Misi Grab Bawa Kebaikan untuk Asia Tenggara Lewat Teknologi
Grab baru saja mengumumkan program kontribusi sosialnya untuk wilayah Asia Tenggara. Dalam program yang diberi nama 'Grab for Good' ini, startup asal Malaysia itu memanfaatkan teknologi beserta nilai tambahnya untuk meningkatkan kehidupan masyarakat.
"Seiring perkembangan perusahaan, kami merasa memiliki tanggung jawab untuk melayani masyarakat yang mendorong bisnis Grab," tutur CEO & co-founder Grab, Anthony Tan, saat berbicara di Jakarta, Selasa (24/9/2019).
Menurut Anthony, Grab percaya teknologi dapat menjadi kekuatan yang mendorong kebaikan. Karenanya, teknologi menjadi faktor krusial bagi Grab menyediakan kesempatan bagi lebih banyak orang meningkatkan kehidupannya.
"Kami ingin memastikan dalam era ekonomi digital ini, semua orang ikut serta, tidak sebagian saja," tuturnya. Grab juga merasa pengetahuan termasuk kemampuan tentang dunia digital dan teknologi seharusnya tidak terbatas pada pihak tertentu saja.
Tidak hanya itu, Grab turut menaruh perhatian pada penyandang disabilitas. Anthony menuturkan, Grab tidak ingin di dunia yang serbaterkoneksi ini, ada orang-orang yang merasa terpinggirkan dan tidak dapat berkontribusi karena keterbatasannya.
Untuk itu, Grab mengumumkan program sosial 'Grab for Good' sebagai bentuk kontribusi sosial ke masyarakat Asia Tenggara. Program ini, Anthony mengatakan, fokus pada dua hal penting, yakni akses ekonomi ditambah kesetaraan dan akses digital.
Adapun akses ekonomi yang dimaksud adalah Grab membuka kesempatan bagi banyak orang untuk mengembangkan bisnis sekaligus meningkatkan taraf hidupnya.
Salah satunya adalah pelaku bisnis kecil dan menengah yang diharapkan dapat memperoleh akses permodalan sambil memperbesar bisnisnya. Selain itu, akses ekonomi yang diberikan Grab juga dapat menjangkau penyandang disabilitas sehingga mereka dapat memperoleh penghasilan.
Sementara untuk kesetaraan dan akses digital, Grab menginginkan agar tidak ada orang yang tertinggal di tengah perkembangan ekonomi digital saat ini. Karenanya, Grab berkolaborasi dengan Microsoft untuk memberikan pelatihan dan literasi digital.
Advertisement
Program Jangka Panjang
Anthony pun mengatakan bahwa program ini merupakan langkah awal bagi Grab untuk melakukan hal serupa di masa depan. Menurut Anthony, Grab for Good merupakan program jangka panjang yang dibangun secara terukur dan kolaborasi bersama pihak lain.
"Kami melakukan ini karena percaya kesempatan yang diberikan ekonomi digital termasuk keuntungan dari akses teknologi begitu sayang dilewatkan, dan terlalu kaya apabila diabaikan," tuturnya.
Lebih lanjut pria asal Malaysia itu menuturkan bahwa program ini tidak sekadar slogan, melainkan hal yang memang sudah dilakukan Grab sejak dulu.
"Dulu kami ingin menyediakan layanan taksi yang lebih aman. Sekarang, kami telah memperdayakan lebih dari 9 juta micro-entrepreneur di platform Grab dan memberikan kesempatan pendapatan lebih baik baik bagi mereka," tutur Anthony.
(Isk/Ysl)