Sukses

Jet Antariksa Sanggup Terbang dari London ke Sydney dalam 4 Jam

Pesawat ini berpotensi mengurangi waktu tempuh dari London ke Sydney hingga 80 persen. Dengan begitu, jika terbang menggunakan pesawat ini, waktu penerbangan menjadi 4 jam.

Liputan6.com, Jakarta - Salah satu hambatan dari perjalanan antarnegara adalah lamanya waktu penerbangan. Kecuali penumpang bisa membeli tiket kelas bisnis yang lebih nyaman sehingga lamanya penerbangan tidak membuat tubuh lelah.

Kabar baiknya, nanti bakal ada pesawat jet yang bisa terbang dengan kecepatan tinggi sehingga bisa mengurangi waktu tempuh perjalanan.

Agensi antariksa Inggris mengumumkan kemitraannya bersama dengan agensi antariksa Australia terkait dengan pesawat jet dengan mesin antariksa.

Dikutip dari Ubergizmo, Rabu (2/10/2019), keduanya bermitra untuk menciptakan pesawat jet Space Bridge alias "jembatan angkasa" pertama di dunia.

Space Bridge bakal hadir menggunakan mesin Synergetic Air Breathing Rocket Engine (SABRE) dari Reaction Engine yang berpotensi mengurangi waktu tempuh dari London ke Sydney hingga 80 persen.

Dengan begitu, jika terbang menggunakan pesawat ini, waktu penerbangan menjadi 4 jam. Berdasarkan tes awal dari mesin Sabre, mereka menemukan, ketika dalam kondisi simulasi kecepatannya bisa mencapai Mach 3.3.

Kira-kira tiga kali kecepatan suara dan juga membuatnya 50 persen lebih cepat daripada kecepatan jelajah Concorde.

 

2 dari 2 halaman

Butuh Waktu Lama

Pesawat ini juga mirip dengan kecepatan pesawat jet tercepat yang pernah dibuat, Lockheed R-71 Blackbird.

Namun demikian, sebelum hal ini terwujud, mungkin butuh waktu agak lama bagi kedua agensi antariksa untuk membuat pesawat supersonik tersebut jadi kenyataan.

Menurut Kepala Lembaga Antariksa Inggris Graham Turnock, "ketika kami bawa mesin roket Sabre ke pesawat bakal membuahkan hasil yang memungkinkan kita terbang dari London ke Australia dalam waktu empat jam."

Turnock lebih lanjut mengatakan, dirinya yakin teknologi ini bisa terwujud. "Kami bicara ini bisa diwujudkan pada tahun 2030an untuk layanan operasional." kata Turnock.

(Tin/Ysl)