Sukses

Facebook Berencana Tumbangkan TikTok

Facebook sudah memiliki produk untuk menyaingi popularitas layanan TikTok.

Liputan6.com, Jakarta - CEO Facebook Mark Zuckerberg menyinggung sejumlah pesaing Facebook dalam pertemuan internal dengan para karyawannya beberapa waktu lalu. Salah satunya adalah TikTok.

Rekaman dan transkip dari pertemuan tersebut dipublikasikan oleh The Verge pada Selasa (1/10/2019). Dalam pertemuan itu, Zuckerberg membicarakan tentang strateginya menghadapi TikTok.

Dilansir Independent, Jumat (4/10/2019), Zuckerberg mengatakan popularitas TikTok sebagai fenomena yang sangat menarik. Facebook pun sudah memiliki produk untuk menyaingi popularitas layanan asal Tiongkok tersebut.

"Saya pikir TikTok sudah melampaui Instagram di India dalam hal skala. Jadi ya, ini fenomena yang sangat menarik," kata Zuckerberg.

Untuk menghadapi persaingan yang kian sengit, salah satu strategi[ Facebook ]( 4072882 "")yaitu memiliki produk kompetitor bernama Lasso.

"Jadi kita memiliki sejumlah pendekatan yang akan diambil untuk ini, dan kita memiliki produk bernama Lasso yang merupakan aplikasi mandiri," jelasnya.

Facebook memperkenalkan Lasso pada awal tahun ini di Meksiko, yakni salah satu dari sedikit negara yang belum dijangkau oleh TikTok.

"Kami ingin melihat terlebih dahulu apakah ini bisa bekerja di negara-negara di mana TikTok belum besar sebelum kami melangkah lebih jauh, dan berkompetisi dengan TikTok di negara-negara yang mereka sudah besar," tutur Zuckerberg.

* Dapatkan pulsa gratis senilai Rp 5 juta dengan download aplikasi terbaru Liputan6.com di tautan ini.

2 dari 2 halaman

Peluang Masih Besar

Zuckerberg juga menilai faktor pertumbuhan utama TikTok didukung iklan yang kuat untuk mempromosikan layanan jejaring sosial video tersebut. Namun, hal sebaliknya terjadi ketika kegiatan promosi itu dihentikan.

"Saya pikir kita punya waktu untuk belajar, memahami, dan maju dengan tren tersebut. Itu tumbuh, tapi mereka menghabiskan sejumlah besar uang untuk mempromosikannya," kata Zuckerberg.

"Apa yang kami temukan adalah retensi mereka sebenarnya tidak terlalu kuat setelah berhenti beriklan. Jadi, ruang ini masih cukup baru, dan masih ada waktu bagi kita untuk mencari tahu apa yang ingin dilakukan di sini. Namun saya pikir ini adalah hal yang nyata, dan ini hal yang baik," pungkasnya.

(Din/Isk)