Liputan6.com, Jakarta - Startup kesehatan binaan The NextDev, Ceklab menargetkan untuk membantu masyarakat Indonesia melakukan delapan juta kali pemeriksaan laboratorium dalam lima tahun ke depan.
Diungkapkan oleh Founder sekaligus CEO Ceklab Caesar Givani, saat ini Ceklab telah membantu 1.930 orang Indonesia dalam melakukan 10.550 kali pemeriksaan laboratorium.
Advertisement
Baca Juga
Ceklab saat ini telah beroperasi di 13 kota di Indonesia di berbagai Jawa, Kalimantan, Sumatera, Sulawesi, dan Nusa Tenggara Barat.
"Penyakit-penyakit tertinggi yang banyak membebani masyarakat Indonesia secara finansial dan secara usia harapan hidup hampir semuanya adalah penyakit kronis seperti jantung, stroke, gagal ginjal yang perlu cuci darah, dan lain-lain. Ini tidak mendadak terjadinya," kata Caesar yang merupakan seorang dokter residen di RS Dr. Soetomo Surabaya, di Telkomsel Smart Office, Senin (7/10/2019).
Untuk itu, salah satu cara mengetahui apakah ada gejala adalah dengan pemeriksaan laboratorium.
"Visi Ceklab adalah mengajak sebanyak mungkin masyarakat Indonesia melakukan pencegahan dini penyakit kronis melalui pencegahan, dalam hal ini pemeriksaan laboratorium," ujar pria berkacamata ini.
Sayangnya, kata Caesar, ketika mengajak masyarakat melakukan pemeriksaan lab, permasalahannya adalah biaya yang berbeda-beda di tiap klinik dan tidak semua ditanggung oleh BPJS Kesehatan.
"Ada banyak lab yang tidak di-cover BPJS, ini permasalahan tiap harinya. Kemudian ada permintaan home service yang meningkat karena kesibukan dan usia tua. Belum lagi, pembacaan hasil lab yang butuh bimbingan. Ini yang membuat kami membangun Ceklab," kata Caesar.
Tujuannya adalah membantu masyarakat terhindar dari penyakit kronis melalui pemeriksaan laboratorium dengan harga terjangkau, gratis baca hasil lab, dan kenyamanan mengakses histori hasil lab kapan pun dan dimana pun melalui aplikasi.
Target IPO
Tidak hanya menargetkan lima juta kali pemeriksaan lab, Ceklab juga berencana menargetkan pendanaan dari investor yang memiliki visi sejalan pada 2020.
"Kami on track sejauh ini. Paling tidak, dalam enam bulan ke depan, kami berupaya menambah 5.000 kali pemeriksaan lab untuk membantu masyarakat cek lab. Kemudian di jangka waktu lima tahun ke depan, kami targetkan delapan juta kali pemeriksaan lab," tutur Caesar.
Selain The NextDev, Ceklab yang juga diinkubasi oleh IDX incubator juga memiliki target untuk jadi perusahaan terbuka (IPO).
"Targetnya bisa IPO, antara tahun 2020 dan 2024, itu target, tapi tetap menyesuaikan dengan waktu," katanya.
Untuk IPO, kata Caesar, ia ingin perusahaan rintisannya lebih besar secara pasar.
"Kami memiliki rencana agar 2020 bisa scale up," kata dia.
Advertisement
Tak Sembarangan Cari Investor
Soal pendanaan, saat ini Caesar mengaku Ceklab masih menggunakan modal sendiri.
"Kami bootstraping, pure menggunakan dana sendiri, tetapi sebenarnya kami terus profit. Kalau ingin gebrakan cepat, butuh resource dan investment," kata dia.
Namun, Ceklab tak mau sembarangan cari investor. Pada 2020, ia berharap bisa mendapatkan mitra investor yang memiliki visi sejalan.
"Kami bukan hanya kejar uang, uang, dan uang. Namun harus paham juga bahwa kami sebagai social entrepreneur, ingin sesuatu yang menghasilkan dampak sosial. Sudah ada yang menawarkan, tetapi kalau tidak cocok kami juga tidak ambil," tuturnya.
(Tin/Why)