Sukses

Kabel Optik Palapa Ring Barat Putus, Ini Penyebabnya

Ini dia penyebab kabel optik Palapa Ring Barat putus.

Liputan6.com, Jakarta - Sebagai alur pelayaran terpadat dan titik sentral jaringan kabel optik internasional, pengamanan sistem kabel laut di Batam sangat penting dalam menjaga dan menghindari dampak kerusakan kabel laut yang membentang di sepanjang wilayah Barat Indonesia.

"Selama tahun 2013 hingga 2019 ada sekitar 69 kabel laut putus, 60 persen karena labuh jangkar kapal yang sembarangan. Penyebabnya (kapten kapal) tidak menyalakan AIS (Automatic Identification System)," kata Titus Dondi, direktur utama PT Triasmitra penyedia perawatan fiber optik, di Swis Bell Harbaour, Batam, Selasa (15/10/2019).

Kabel laut merupakan infrastruktur yang harus dilindungi keamanannya oleh operator pemilik kabel laut karena menyangkut kepentingan publik. Penjagaan Sistem Keamanan Kabel Laut (SKKL) ini terbilang penting mengingat 99 persen lalu-lintas internet dunia ditopang oleh SKKL.

Selain itu, gateway SKKL Indonesia menuju jaringan internasional mayoritas via Singapura melalui area Batam. Potensi kerugian yang operator alami jika SKKL putus mencapai miliaran rupiah. Bagi masyarakat, jika SKKL putus, dampaknya besar, yakni terganggunya transaksi perbankan, perdagangan, layanan pemerintah, pendidikan dan sebagainya.

"Mengingat jalur SKKL yang dikelola PT Triasmitra berada pada alur pelayaran yang sangat padat, pengamanan jalur SKKL sangat diperlukan baik sebelum maupun sesudah penanaman dan penggelaran jalur dilaksanakan," kata Kasubdit Penanggulangan Musibah dan Pekerjaan Bawah Air Dit. KPLP, Dirjen Perhubungan Laut, Een Nuraini Saidah.

Untuk itu, Triasmitra diimbau selalu berkoordinasi dengan seluruh pihak terkait agar sinergitas dapat tercapai dan memperhatikan keselamatan dan keamanan pelayaran serta perlindungan maritim.

2 dari 3 halaman

Palapa Ring

Kabel optik Palapa Ring Barat putus karena jangkar kapal. (Liputan6.com/ Ajang Nurdin)

Di tempat yang sama, Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) khusus Batam, Capt. Barlet mengatakan akan memberikan pemahaman kepada nakhoda kapal terkait hal ini.

"Karena kabel laut yang sudah digelar cukup panjang, para operator kapal dalam operasionalnya diharapkan bisa selalu bisa berkoordinasi," ujar Capt. Balet.

Hal itu diharapkan dapat meminimalkan dampak negatif yang timbul dari lego jangkar yang dikhawatirkan dapat merusakan jaringan kabel laut. Dia pun berharap, melalui sosialisasi ini, keselamatan kabel laut bisa menjadi perhatian bersama sebab sangat berdampak pada sektor ekonomi hingga keamanan .

"Untuk itu, operator kapal diharapkan bisa memahami, menguasai, dan menyosialisasikan hal ini ke jajarannya, sehingga hal-hal yang tidak diinginkan, bisa dihindari. Untuk itu, mari bersama-sama menjaga kabel laut, sehingga dapat menunjang kemajuan bangsa dan bermanfaat bagi kita semua," jelas Capt. Barlet.

3 dari 3 halaman

Palapa Ring

Palapa Ring adalah proyek pembangunan serat optik nasional, yang akan menjangkau 34 provinsi, 440 kota/kabupaten di seluruh Indonesia.

Pembangunan proyek ini terbagi dalam tiga paket yakni Barat, Tengah, dan Timur. Palapa Ring Tengah sendiri dibangun melintasi Provinsi Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara dan Maluku Utara, yang terdiri atas kabel darat sepanjang 1.326,22 km dan 1.787,06 km kabel laut.

Pembangunan Palapa Ring dilakukan dengan skema Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) atau Public Private Partnership (PPP). Pembiayaannya menggunakan skema availability payment, yang memungkinkan pemerintah memulai pembayaran penggantian modal yang ditanamkan investor setelah proyek beroperasi.

Pemerintah menggunakan dana Universal Service Obligation (USO) untuk operasional Palapa Ring. Dana USO merupakan dana kontribusi perusahaan telekomunikasi dengan bobot 1,25 persen dari total pendapatan.