Liputan6.com, Jakarta - CEO Apple, Tim Cook, menemui salah seorang perwakilan regulator Tiongkok, Xiao Yaqing, untuk membahas masalah penghapusan aplikasi pemantau pergerakan polisi yang digunakan oleh peserta aksi unjuk rasa Hong Kong.
Kantor berita Tiongkok, sebagaimana dikutip dari Reuters, Sabtu (19/10/2019), melaporkan bahwa topik pembicaraan itu juga meliputi rencana investasi perusahaan di Tiongkok, perlindungan hak-hak konsumen, dan pemenuhan tanggung jawab sosial perusahaan.
Advertisement
Baca Juga
Terkait laporan ini, Tim Cook belum memberikan pernyataan resminya.
Adapun Tiongkok memang merupakan salah satu pasar utama bagi produk Apple. Namun, mengacu pada perusahaan riset pasar Canalys, pangsa pasar smartphone Apple turun menjadi 5,8 persen pada akhir kuartal kedua 2019 dari 6,4 persen pada periode yang sama tahun lalu.
Hal ini antara lain disebabkan oleh pemain lokal Huawei Technologies tengah mendominasi pasar setempat.
Tim Cook Bela Apple Hapus Aplikasi Pelacak Pergerakan Polisi Hong Kong
Diwartakan sebelumnya, Tim Cook mengeluarkan pernyataan yang membela keputusan perusahaan untuk menghapus aplikasi pelacak pergerakan polisi yang digunakan oleh pengunjuk rasa Hong Kong.
Demikian menurut salinan surat kepada karyawan yang dikonfirmasi Apple sebagaimana dikutip dari Reuters, Jumat (11/10/2019).
"Bukan rahasia bahwa teknologi dapat digunakan untuk kebaikan atau sebaliknya. Kasus ini tidak berbeda," tulis Cook di surat itu.
Dia mengatakan, Apple mendasarkan keputusannya pada "informasi kredibel" dari kepolisian Hong Kong dan pengguna Apple di Hong Kong.
Disebutkan bahwa aplikasi itu digunakan "dengan niat jahat untuk menargetkan tindak kekerasan pada petugas polisi secara perorangan dan untuk berbuat jahat kepada individu dan properti di mana tidak ada polisi."
Hal itu, menurut Cook, "membuat aplikasi itu melanggar hukum Hong Kong".
"Dalam hal ini, kami meninjaunya secara menyeluruh, dan kami yakin keputusan ini paling melindungi pengguna kami," ujar Cook.
Advertisement
Apple Hapus Aplikasi Pelacak Pergerakan Polisi di Hong Kong
Apple dilaporkan telah menghapus aplikasi yang peserta aksi unjuk rasa Hong Kong gunakan untuk melacak pergerakan polisi. Perusahaan beralasan, hal itu tidak selaras dengan prinsip penegakan hukum.
Padahal, Apple baru saja menyetujui aplikasi itu di App Store pada pekan lalu setelah sempat menolaknya awal bulan ini.
Dalam sebuah pernyataan Apple mengatakan telah memulai penyelidikan segera setelah sejumlah pelanggan di Hong Kong menghubungi perusahaan tentang aplikasi tersebut. Perusahaan juga mengklaim itu telah membahayakan penegakan hukum dan penduduk.
"Aplikasi ini menampilkan lokasi polisi dan kami telah memverifikasi dengan Biro Kejahatan Teknologi dan Kejahatan Teknologi Hong Kong bahwa aplikasi tersebut telah digunakan untuk menargetkan dan menyergap polisi, mengancam keselamatan publik," kata Apple dikutip dari Reuters, Kamis (10/10/2019).
Selain itu, menurut Apple, "Para penjahat telah menggunakannya untuk mengorbankan penduduk di daerah di mana mereka tahu ada tidak ada penegakan hukum."
(Why/Isk)