Liputan6.com, Jakarta - Huawei dikabarkan tengah menyusun rencana baru untuk smartphone besutannya, setelah sebelumnya Mate 30 dan Mate 30 Pro dipastikan hadir tanpa dukungan aplikasi bawaan Google.
Dikutip dari Phone Arena, Senin (21/10/2019), strategi yang disiapkan Huawei adalah menghadirkan dua sistem operasi, Android dan Harmony OS, di lini P40. Informasi ini diketahui dari salah seorang pembocor informasi teknologi dengan akun @RODENT950.
Dia mengatakan rencana ini akan diadopsi saat Huawei P40 meluncur pada kuartal pertama tahun depan. Terlebih, jika larangan berbisnis dengan Amerika Serikat tidak dicabut, opsi ini akan benar-benar diambil perusahaan.
Advertisement
Baca Juga
Dengan dua sistem operasi di dalamnya, Huawei P40 dipastikan masih menjalankan Android 10, tapi tidak dengan layanan Google, seperti yang ada di Mate 30 Pro. Sementara dukungan aplikasi diserahkan pada Harmony OS.
Lewat cara ini pula, Huawei disebut dapat mendorong penggunaan Harmony OS di luar Tiongkok, tanpa perlu memaksanya.
Di sisi lain, perusahaan asal Tiongkok itu juga dapat mengumpulkan feedvack (masukkan) dari para pengguna mengenai sistem operasi ini.
Kendati demikian, Huawei sebenarnya sudah menampik Harmony OS merupakan sistem operasi yang ditujukan untuk smartphone.
Sistem operasi itu sebenarnya didesain untuk mendukung perangkat Internet of Things (IoT) yang diprediksi kian masif di masa depan.
Huawei Mate 30 Meluncur Tanpa Google Play Store
Huawei telah mengumumkan seri flagship terbaru, Mate 30, di Jerman, Kamis (19/9/2019). Smartphone ini hadir dengan kemampuan yang menarik termasuk empat kamera belakang, tapi tanpa dukungan penuh dari Android.
Dilansir Cnet, Jumat (20/9/2019), Huawei Mate 30 berbasis pada Android open source, yang artinya tetap berfungsi seperti perangkat Android.
Namun smartphone tersebut tidak memiliki berbagai layanan atau aplikasi Google, termasuk Maps, Chrome, dan yang paling penting Play Store.
Absennya layanan dan aplikasi Google tersebut disebabkan Huawei masih berada dalam daftar hitam perdagangan Amerika Serikat (AS). Hal ini membuat perusahaan tidak bisa berbisnis dan menggunakan layanan perusahaan-perusahaan AS, termasuk Google.
The Verge melaporkan, ketidakhadiran layanan Google pada seri Mate 30 disampaikan langsung oleh CEO divisi produk konsumen Huawei, Richard Yu, saat mengumumkan seri Mate 30.
"Kami tidak bisa menggunakan inti Google Mobile Service (GMS), tapi bisa menggunakan Huawei Mobile Services (HMS). Hal ini karena larangan AS, yang membuat ponsel-ponsel tersebut tidak dapat menggunakan GMS. Sehingga membuat kami menggunakan HMS yang menjalankan App Gallery Huawei pada seri ponsel Mate 30," jelas Yu.
Advertisement
Play Store Adalah Bagian Penting
Google Play Store merupakan bagian penting dari lisensi GMS. Lisensi ini dimiliki hampir sebagian besar handset berbasis Android di luar Tiongkok, untuk mengakses berbagai aplikasi.
Akses terbatas terhadap ekosistem Google ini membuat Huawei harus bergantung pada layanannya sendiri. Perusahaan asal Negeri Tirai Bambu itu mengalokasikan USD 1 miliar untuk mendanai pengembangan, pertumbuhan pengguna, dan pemasaran HMS.
Saat ini ada 45 ribu aplikasi terintegrasi dengan HMS. Menurut laporan, akan ada ribuan aplikasi lagi yang akan tersedia di App Gallery Huawei.
Huawei harus berusaha keras agar para developer mendukung toko aplikasinya tersebut, karena sejauh ini belum ada alternatif lain yang bisa digunakan.
(Dam/Ysl)