Liputan6.com, Jakarta - Beberapa tahun belakangan ini media sosial banyak digunakan oleh figur publik, termasuk pejabat negara sekelas menteri, sebagai salah satu sarana untuk berinteraksi dengan warga atau untuk menginformasikan kegiatannya.
Terkait hal ini, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menegaskan bahwa Nadiem Makarim selaku Mendikbud tidak mempunyai akun media sosial. Hal ini diungkapkan melalui akun twitter resmi Kemendikbud @Kemdikbud_RI.
Advertisement
Baca Juga
"#SahabatDikbud, saat ini Mendikbud Nadiem Makarim tidak memiliki akun media sosial. Jika ada akun atas nama Mendikbud Nadiem Makarim, berarti akun tersebut palsu," tulis Kemdikbud.
#SahabatDikbud, saat ini Mendikbud Nadiem Makarim tidak memiliki akun media sosial. Jika ada akun atas nama Mendikbud Nadiem Makarim, berarti akun tersebut palsu. #cerdasberkarakter #cerdasberliterasi pic.twitter.com/Ni3ehvUehd
— Kemendikbud (@Kemdikbud_RI) October 30, 2019
Menurut pantauan Tekno Liputan6.com, di Twitter setidaknya ada dua akun yang mengklaim sebagai Nadiem Makarim, yakni @Nadiem_Makarim yang menuliskan bio "Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia" dan @Nadsimus yang mencantumkan bio "Menteri Pendidikan dan Kebudayaan". Ada pula akun @nadiemfans.
Sementara di Instagram, akun-akun itu jauh lebih banyak, misalnya @nadiemakarimasli, @nadiemakarim, dan @nadiem.a.makarim.
Profil Nadiem Makarim
Nadiem Makarim resmi menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) di Kabinet Indonesia Maju. Ia dilantik oleh Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Rabu (23/10/2019).Â
Nadiem Makarim menggantikan Muhadjir Effendi yang sebelumnya menjabat sebagai Mendikbud.
Nadiem merupakan salah satu pengusaha muda sukses di Indonesia. Popularitasnya kian meningkat seiring kesuksesan perusahaan ride-hailing yang didirikannya pada 2010, Gojek.
CEO Gojek tersebut lahir pada 4 April 1984 di Singapura dari pasangan Nono Anwar Makarim dan Atika Algadri. Dikutip dari berbagai sumber, pria yang meraih gelar MBA dari Harvard University ini memulai karir di McKinsey & Company di Jakarta.
Setelah itu, ia berlabuh di e-commerce Zalora dari 2011-2012. Nadiem kemudian memutuskan meninggalkam Zalora untuk fokus membangun Gojek.
Setelah meninggalkan Zalora, dan sambil mengembangkan Gojek, Nadiem bekerja sebagai Chief Innovation Officer di Kartuku sampai 2014. Hingga akhirnya benar-benar fokus mengembangkan Gojek, dan kini berhasil menjadi salah satu startup besar di Indonesia dan Asia Tenggara.
Nadiem Makarim tidak pernah mengira bisnis transportasi yang dibangunnya mampu sebesar saat ini. Perusahaan sudah memperluas bisnisnya ke luar Indonesia, termasuk Vietnam, Singapura, dan Thailand.
"Saya rasa banyak orang-orang yang dulu tidak percaya bahwa ojek bisa se-profesional sekarang dan juga terpercaya saat ini. Hal ini cukup membuat saya frustrasi, karena saya juga harus mengetahui secara persis pengendara ojek di Indonesia. Dengan mengetahui mereka secara personal, saya segera sadar bahhwa sektor ini benar-benar sungguh bernilai," ujar Nadiem beberapa waktu lalu.
Advertisement
Kesuksesan Gojek
Gojek merupakan salah satu on-demand platform sukses di Asia Tenggara. Perusahaan tersebut didirikan awalnya sebagai sebuah call center untuk menghubungkan konsumen dengan kurir pengiriman dan layanan ojek.
Kemudian, Gojek hadir dalam bentuk aplikasi pada 2015 dengan tiga layanan yaitu GoRide, GoCar, dan GoMart. Hingga akhirnya, Gojek bertransformasi menjadi "Super App" dengan lebih dari 20 layanan. Beberapa layanan barunya adalah GoTix, GoPlay, GoBox, dan GoGames.
Suntikan dana untuk Gojek terus mengalir, termasuk dari raksasa internet dunia yakni Google. Perusahaan besar Tanah Air pun melirik Gojek, termasuk Group Djarum dan Astra, dengan menjadi investor pada tahun lalu.
(Why/Ysl)