Liputan6.com, Jakarta - Tiga operator Tiongkok mengumumkan telah menggulirkan layanan 5G . Adalah China Mobile, China Unicom, dan China Telecom yang sudah mulai mengomersialkan 5G di negara Tirai Bambu tersebut.
Dikutip dari Reuters, Selasa (5/11/2019), layanan 5G yang mulai digelar sejak pekan lalu itu dibanderol mulai dari 128 yuan (Rp 255 ribu).
Bergulirnya 5G Tiongkok, menurut firma Berstein, akan menjadikan Tiongkok sebagai negara dengan cakupan jaringan 5G terbesar di dunia.
Advertisement
Baca Juga
"Tiongkok akan menjadi negara yang mengoperasikan jaringan 5G komersial terbesar di dunia, dengan skala jaringan dan harga layanan akan memiliki dampak penting di rantai pasokan," tulis Berstein dalam laporannya.
Hingga akhir 2019 otoritas Tiongkok menyebut berencana memasang lebih dari 50 ribu BTS 5G di 50 kota. Adapun kota besar, seperti Beijing, Shanghai, Guangzhou, dan Hangzhou sudah tercakup jaringan 5G.
Kehadiran 5G di Tiongkok dapat dikatakan lebih cepat dari perkiraan. Sebelumnya, otoritas setempat berencana untuk menghadirkan layanan internet supercepat itu pada awal 2020.
Selain jaringan 5G yang mulai bergulir, sejumlah perusahaan Tiongkok, seperti Huawei dan Xiaomi, juga sudah mengungkapkan produk yang mendukung teknologi 5G.
Kapan Orang Indonesia Bisa Pakai 5G?
Sementara Indonesia sendiri masih jauh dari implementasi teknologi 5G secara komersial, baik untuk industri ataupun konsumen individu.
Kendati demikian, operator seluler, pemerintah, dan berbagai pemangku kepentingan lain tengah melakukan serangkaian persiapan untuk menyambut penerapan teknologi baru tersebut.
PT XL Axiata (XL Axiata), misalnya, termasuk operator seluler yang sedang mempersiapkan impelementasi jaringan 5G. Salah satu yang sedang dilakukan adalah program fiberisasi, yang diklaim dapat menghadirkan kecepatan data tinggi, jumlah pemakai lebih banyak, serta latency atau delay yang rendah.
Keunggulan teknologi 5G tersebut hanya bisa didapatkan jika site atau Base Transceiver Station (BTS) terhubung dengan fiber.
XL Axiata telah melaksanakan program ini secara masif di seluruh wilayah Indonesia dalam tiga tahun terakhir. Secara teknis, fiberisasi merupakan upaya modernisasi jaringan dengan cara menghubungkan BTS melalui jalur fiber, termasuk sekaligus melakukan regenerasi perangkat-perangkat BTS, seperti mengganti perangkat yang selama ini memakai microwave menjadi perangkat fiber.
Persiapan lain yakni bisnis model dan spektrum yang tepat. Dalam hal ini termasuk investasi biaya untuk spektrum.
"Untuk sampai pada implementasi 5G, banyak sekali persiapan, termasuk fiberisasi. Selain dari sisi infrastruktur, bisnis model, dan investasinya, terutama untuk spektrum dan peralatannya," kata Presiden Direktur XL Axiata, Dian Siswarini, di kantor XL Axiata, Jakarta, Rabu (21/8/2019).
Dian memperkirakan Indonesia baru bisa mengimplementasikan teknologi 5G dalam waktu tiga tahun lagi. Pemerintah sendiri sampai saat ini belum menentukan spektrum yang akan digunakan untuk jaringan 5G di Indonesia.
Sejauh ini ada tiga kandidat pita frekuensi yang kerap disebut akan menjadi pilihan di Indonesia, yakni 3,5 GHz, 26 GHz, dan 28 GHz.
Para operator seluler sudah melakukan uji coba teknologi 5G di berbagai frekuensi, termasuk 28 GHz dan 15GHz.
XL Axiata sendiri baru saja menggelar uji coba teknologi 5G pada frekuensi 28GHz dengan lebar pita 400 MHz, melalui demonstrasi tampilan hologram dan bermain gim online.
(Dam/Why)
Advertisement