Sukses

Ingin Seperti Videografer Profesional? Hindari 6 Kesalahan Ini Ketika Merekam Video

Para videografer profesional menjadikan videografi sebagai sebuah profesi yang pekerjaannya untuk merekam dan mengabadikan sebuah momen.

Liputan6.com, Jakarta Pada saat memegang dan merekam video, tidak setiap orang mampu menciptakan gambar yang bagus dan enak ditonton. Hasil video yang bagus kerap diidentikan hasil karya dari seorang videografer profesional, sementara hasil yang biasa saja dan jelek lebih sering diidentikkan hasil video dari videografer amatir.

Maka dari itu, lebih banyak orang memiliki keinginan menghasilkan video seperti seorang videografer profesional ketimbang amatir. Amatir atau Profesional, sebetulnya hanyalah istilah dan status semata. Sebab, seorang pro bisa saja menghasilkan karya seperti amatir, sebaliknya videografer amatir bisa saja menghasilkan karya layaknya seorang pro.

Para videografer profesional menjadikan videografi sebagai sebuah profesi yang pekerjaannya untuk merekam dan mengabadikan sebuah momen. Disebut pro karena mereka juga mendalami ilmu dan teknik videografi hingga proses produksi. Dan menjadikannya sebagian dari rutinitas. Sebaliknya seorang videografer amatir, umumnya berawal dari coba-coba, karena minat dan hobi untuk membuat video. Tidak menjadi rutinitas sehari-hari. Namun , jika ditekuni dan mendalami ilmu videografi secara benar bisa juga mereka menjadi seorang pro.

Buat kamu yang ingin menghasilkan karya video seperti layaknya videografer profesional, selain mempelajari ilmu/teknik, dan tips-tips videografi, juga perlu menghindari beberapa kesalahan dalam mengambil gambar berikut ini.

1. Merekam seperti sedang gempa bumi

Rekaman video dengan smartphone kamu seolah-olah sedang terjadi gempa bumi, semua serba goyang termasuk videografernya? Jika ini bagian dari skrip boleh saja, tapi kalau semua rekaman seperti sedang gempa bumi, kamu perlu koreksi diri.

Gambar yang selalu bergoyang, tidak stabil dan kerap tidak fokus merupakan bentuk kesalahan mendasar seorang videografer. Kamu perlu melatih kekuatan tangan dan memperhatikan pijakan kaki dimana kamu berdiri.

2. Merekam seperti sedang jogging

Ada kalanya videografer juga merekam sambil berjalan, jika tidak dilakukan dengan cara benar dan sesuai kebutuhan akan menghasilkan rekaman yang tidak nyaman untuk ditonton. Subjek yang direkam seolah-olah bergerak memantul naik-turun, dan terlihat bergoyang tidak beraturan.

3. Merekam seperti menengok ke kanan dan kiri

Menengok ke kanan dan ke kiri saat menyebrang jalan merupakan hal yang baik. Namun, merekam video dengan cara ini tidak selalu menghasilkan rekaman yang menarik untuk di tonton. Terlalu banyak gerakan ke kanan dan kiri termasuk kebiasaan buruk dalam mengambil gambar karena terlalu banyak juga goyangan yang terjadi.

4. Merekam seperti sedang maju-mundur

Selain menengok ke kanan dan kiri, merekam seperti sedang maju-mundur dengan fitur zoom secara berlebihan akan menghasilkan rekaman video yang tidak enak ditonton. Subjek tiba-tiba mendekat, lalu menjauh, mendekat lago. Maju-mundur, seperti sedang menyetrika saja. Kalau fitur zoom tidak mendukung, gambar malah jadi blur dan pecah-pecah, hasilnya malah semakin buruk

5. Terpaku pada satu titik

Merekam video pada satu titik sah-sah saja. Ini umum terjadi pada wawancara khusus atau interview. Namun, kamu tidak dianjurkan melakukannya dalam waktu lama,  karena akan cenderung monoton dan membosankan. Terpaku pada satu titik tanpa menggunakan tripod juga membuat gambar menjadi goyang dan seperti bergerak-gerak. Padahal untuk menghasilkan rekaman yang baik perlu menawarkan variasi sudut pandang dan komposisi yang lebih menarik.

6. Rekaman terlalu pendek

Kebiasaan memotret terkadang terbawa ketika merekam video sehingga hasil rekaman durasinya pendek. Rekaman yang terlalu pendek tidak nyaman untuk dinikmati, karena tidak memberikan waktu yang cukup bagi penonton untuk memahami video. Jangan karena khawatir rekaman bergoyang, bergerak seperti setrika dan jogging, kamu jadi merekam video singkat-singkat saja. Untuk cut to cut video biarlah menjadi tugas editor. Rekamlah sesuai porsinya dan momen yang terjadi.

Nah, jika kamu memang khawatir rekaman video dengan smartphone bergoyang-goyang dan tidak stabil. Di sinilah pentingnya kamu memiliki sebuah smartphone dengan fitur videografi lengkap, minimal memiliki fitur anti-shake yang bagus dan video zoom yang berkualitas. Salah satunya adalah smartphone OPPO Reno2.

OPPO Reno2 memiliki fitur videografi lengkap untuk mendukung kamu menghasilkan video seperti seorang videografer profesional. Di antaranya sudah dilengkapi dengan Ultra Steady Video (OIS+EIS), 5x Hybrid Zoom Video, Deep Bokeh Video dan Ultra Wide Angle Video.

Fitur Ultra Steady Video yang terdapat di OPPO Reno2 memungkinan kamu dapat merekam video dengan sangat stabil hanya dengan menekan satu tombol. Hasil perekaman stabil berkat Quad Camera yang dilengkapi gyroscope dan OIS + EIS (Optical Image Stabilization + Electronic Image Stabilization) serta dukungan sensor IMU untuk memaksimalkan stabilitas perekaman video dengan baik. Quad Camera OPPO Reno2 terdiri dari Kamera Utama 48MP + 8MP Ultra Wide Angle Lens 116° + 13MP Telephoto Lens + 2MP Mono Lens.

Untuk menghasilkan rekaman video zoom, OPPO Reno2 dengan kamera resolusi 13 MP bisa melakukan 5x Hybrid Zoom pada perekaman video. Sehingga bisa mendukung kegiatan extreme sport dan menangkap pemandangan epik yang cukup jauh yang sulit untuk dijangkau. Guna mendukung kamu mendapatkan sudut rekaman yang lebih luas, OPPO Reno2 juga dilengkapi fitur Ultra Wide Angle Video. Sudut pandang rekaman video menjadi lebih luas hingga 116° pada resolusi 8MP.

Fitur-fitur unggulan lainnya dari OPPO Reno2 dapat kamu ketahui di sini.

Deretan fitur videografi terdepan yang dimiliki OPPO Reno2 membuat smartphone ini menjadi pendamping yang sangat pas untuk para videografer profesional maupun kamu memiliki passion di bidang videografi dan ingin meningkatkan kemampuan videografi.

 

(*)