Liputan6.com, Jakarta - Facebook telah mengumumkan kehadiran logo baru perusahaan beberapa hari lalu. Hadirnya logo baru ini sekaligus menegaskan Facebook sebagai perusahaan induk yang menaungi aplikasi Facebook, WhatsApp, termasuk Instagram.
Dikutip dari The Verge, Kamis (7/11/2019), logo baru ini tampil sederhana dengan hanya menampilkan kata 'Facebook' saja. Namun font yang ditampilkan dibuat sedikit lebih tebal dan seluruhnya menggunakan huruf besar.
Saat ditampilkan dalam bentuk GIF, warna logo baru ini dapat berubah sesuai dengan identitas aplikasi yang dimiliki perusahaan, yakni biru untuk Facebook, hijau untuk WhatsApp, dan warna-warni untuk Instagram.
Advertisement
Baca Juga
Menurut Facebook, logo baru ini akan hadir dalam materi pemasaran dan produknya dalam beberapa minggu ke depan. Sebelumnya, perusahaan memang menyebut akan menyertakan keterangan 'from Facebook' dalam aplikasi yang dimilikinya.
Jadi, keterangan tambahan tersebut nantinya akan menggunakan logo anyar ini dan bukannya logo aplikasi Facebook berwarna biru tebal yang seperti dikenal sekarang.
"Logo baru ini dirancang menggunakan tipografi khusus, dengan tujuan menciptakan perbedaan visual antara perusahaan dan aplikasi," tulis CMO Facebook, Antonio Lucio dalam situs resmi perusahaan.Â
Sementara keputusan untuk menyertakan keterangan 'From Facebook' merupakan cara perusahaan untuk memberi tahu pengguna, seluruh aplikasi tersebut dibangun oleh tim dan infrastruktur yang sama.
Di sisi lain, ada pihak yang menyebut kehadiran logo baru ini merupakan upaya untuk mengakhiri kontroversi. Sebab, logo perusahaan baru ini sekaligus pernyataan bahwa yang dimaksud Facebook sebagai perusahaan, bukannya media sosial.
Facebook Akui 100 Developer Akses Data Anggota Group Tanpa Izin
Sebelumnya, Facebook menyebut, setelah pihaknya memperbaiki sistem Grup tahun lalu, sejumlah developer aplikasi masih mengakses data para anggota grup dengan tidak seharusnya.
Dalam unggahan blog perusahaan, Facebook melaporkan, setidaknya ada 100 developer aplikasi yang telah mengakses informasi pribadi pengguna. Padahal Facebook telah mengubah kebijakan perusahaan pada April 2018.
Parahnya, 11 developer aplikasi masih mengakses data milik anggota grup dalam 60 hari terakhir.
Kini, seperti dikutip dari The Verge, Rabu (6/11/2019), Facebook menutup seluruh akses data untuk para developer bermasalah di atas.
Sebelumnya, admin Grup Facebook bisa memakai tools milik pihak ketiga untuk mengatur grup mereka. Hal ini memungkinkan aplikasi mendapatkan akses terkait aktivitas pengguna.
Dengan perubahan aturan yang diterapkan sejak tahun lalu, para developer alias pengembang aplikasi tak bisa lagi melihat nama-nama anggota grup, profil picture, maupun dan berbagai data lain.
Kepala Kemitraan Platfom di Facebook Konstantinos Papamiltiadis mengatakan, berdasarkan tinjauan keamanan terbaru, ditemukan sejumlah aplikasi masih memiliki akses terhadap data pengguna.
Advertisement
Lakukan Audit
Papamiltiadis mengatakan, tidak ada bukti bahwa mitra telah menyalahgunakan akses mereka. Namun, Facebook telah meminta para developer untuk menghapus informasi yang diperoleh dengan cara yang tidak seharusnya.
Facebook juga akan melakukan audit untuk mengonfirmasi bahwa data-data tersebut benar dihapus oleh para pengembang yang bersangkutan.
Sayangnya, Facebook tidak menyebutkan nama-nama pengembang yang telah mengumpulkan data pengguna.
"Aplikasi-aplikasi yang dimaksud paling banyak berjenis manajemen media sosial hingga aplikasi streaming video. Kebanyakan aplikasi dirancang untuk memudahkan admin untuk mengatur grup dengan lebih efisien dan membantu admin membagikan video ke grup yang dikelola," kata Papamiltiadis.
(Dam/Ysl)