Liputan6.com, Jakarta - Produk smartphone Xiaomi kerap diasosiakan sebagai smartphone gaib. Hal ini tidak terlepas dari ketersediaan smartphone Xiaomi di berbagai toko online dan offline yang selalu habis terjual di pasaran, sampai-sampai sulit ditemukan.
Sebutan smartphone gaib pun melekat di benak Country Director Xiaomi Indonesia yang baru, Alvin Tse. Alvin yang baru menjabat satu bulan di Indonesia pun menyebut, kata Indonesia pertama yang dikenalnya adalah 'gaib'.
Advertisement
Baca Juga
Tak ingin predikat smartphone gaib ini terus melekat di Xiaomi, Alvin pun mulai menguraikan permasalahan sebenarnya. Dalam sesi Coffee Talk bersama Xiaomi, Alvin pun menjelaskan apa yang membuat smartphone Xiaomi sulit ditemukan di pasaran.
Ada beberapa alasan yang dikemukakan oleh Alvin terkait hal ini. Pertama adalah material smartphone Xiaomi dibuat dan dikirim dari Tiongkok. Kemudian, material itu dikirimkan ke Indonesia.
"Sesampainya di Indonesia pun, perangkat harus dirakit. Kami dan mitra manufaktur mempekerjakan dan harus melatih para pekerja. Setelah pelatihan dan trial error, para pekerja membuat produk. Oleh karenanya, proses awal ini benar-benar memakan waktu dan pasti ada produk yang defect (cacat)," kata Alvin di Jakarta, Kamis (21/11/2019).
Â
Penjualan Online di Indonesia Sangat Rumit
Masalahnya, kata Alvin, apakah Xiaomi mau meluncurkan produk secepat-cepatnya namun karena para pekerja masih belajar produk pun ada yang mengalami kecacatan? Tentu jawabannya adalah tidak.
Pria yang juga bos Pocophone ini juga membeberkan alasan lain kenapa produk Xiaomi gaib di pasaran. Menurut Alvin, Xiaomi adalah perusahaan yang memiliki fokus penjualan online. Sayangnya, penjualan online di Indonesia begitu rumit.
"Penjualan online di indonesia itu masih complicated, karena tidak hanya konsumen yang beli online tapi semua, sampai ke dealer pun harus membeli produk secara online," tutur Alvin.
Â
Advertisement
Toko Fisik Belum Maksimal
Oleh karena itu, terkadang end user atau konsumen biasa sering kalah cepat dan tidak kebagian barang. Hal ini diperparah dengan jalur penjualan offline lewat toko fisik Mi Store dan mitra yang belum maksimal.
Alasan lain yang diungkap Alvin adalah jumlah permintaan yang selalu jauh lebih tinggi dari stok.
"Permintaannya sangat tinggi, padahal selama satu bulan sejak meluncur, sudah ada 125 ribu Redmi Note 8 yang dikapalkan. Namun, tiap minggu masih saja kurang, karena konsumen masih terus mencari," kata Alvin.
Untuk itu, tim Xiaomi Indonesia harus terus menerus menjelaskan ke pengguna sekaligus terus meningkatkan produksi di mitra manufaktur.
Terpenting, Xiaomi juga mengedukasi konsumen untuk selalu membeli perangkat resmi alih-alih beli smartphone BM (black market) yang tidak bergaransi.
Â
Janji Xiaomi
Alvin pun berjanji, terus meningkatkan kinerja Xiaomi di Indonesia, apalagi kini pemerintah mendukung dengan akan diberlakukannya aturan IMEI per April 2020.
Dengan begitu, produk-produk BM tak lagi membanjiri pasar dan konsumen teredukasi untuk membeli smartphone resmi.
Di samping itu Xiaomi juga terus menggenjot produksi di pabrik milik Satnusa Persada yang jadi mitra manufaktur Xiaomi.
Selain itu, cara jangka pendek Xiaomi mengatasi smartphone gaib adalah dengan memberikan F code ke Mi Fans. Dengan begitu, mereka bisa dijamin mendapatkan perangkat yang diinginkannya saat pembelian online.
(Tin/Isk)
Advertisement