Sukses

Perbandingan YouTube Music dan Spotify

Kali ini, Tekno Liputan6.com akan membedah layanan yang ada di YouTube Music dan Spotify, seperti apa?

Liputan6.com, Jakarta - YouTube Music baru saja diperkenalkan untuk pengguna di Indonesia. Sesuai namanya, aplikasi ini menawarkan layanan streaming musik untuk penggemar di Tanah Air.

Kehadiran YouTube Music jelas menjadi penantang Spotify sebagai salah satu pemain streaming musik yang sudah lebih dulu hadir di Indonesia.

Lantas, apa yang membedakan layanan milik Google ini dengan Spotify? Untuk mengetahui lebih lanjut, Tekno Liputan6.com akan membedahnya satu per satu.

1. Desain

Tampilan Spotify dan YouTube Music sebenarnya tidak jauh berbeda. Koleksi musik yang sudah disesuaikan dengan selera pengguna ditampilkan langsung di halaman depan dan mengambil desain carousel.

Khusus untuk YouTube Music, tampilan aplikasinya memang sedikit mengingatkan dengan YouTube sebab ada sentuhan warna merah dan hitam di dalamnya, sedangkan Spotify masih didominasi warna hitam.

Secara keseluruhan, tampilan dua aplikasi ini dapat dikatakan tidak berbeda jauh. Terlebih, akses untuk menu-menu di dalam aplikasi diletakkan di bagian bawah, sehingga rasanya hampir serupa.

2 dari 5 halaman

2. Biaya Berlangganan

Tarif paket berlangganan kedua layanan ini sama, yakni sekitar Rp 49 ribu per bulan--belum ditambah biaya lain. Meski menawarkan paket berlangganan, baik YouTube Music dan Spotify sama-sama dapat digunakan secara gratis.

Untuk Spotify, pengguna gratis diberi batasan tidak dapat memainkan lagu secara spesifik sebab lagu dalam album atau daftar putar dimainkan secara acak. Kendati demikian, penguna diberi kesempatan untuk melewatkan (skip) lagu dengan jatah tertentu.

Sementara YouTube Music tidak melakukan pembatasan semacam itu, tetapi pengguna gratis tidak dapat memutar musik di background. Dengan kata lain, aplikasi harus selalu dibuka untuk dapat mendengarkan lagu.

3 dari 5 halaman

3. Konten

Beralih ke konten, baik YouTube Music maupun Spotify jelas memiliki andalannya masing-masing. Meski sama-sama aplikasi streaming musik, ada konten yang tersedia di YouTube Music, tetapi tidak ada di Spotify. Begitu pula sebaliknya.

Sesuai namanya, YouTube Music mengandalkan kehadiran video musik sebagai bagian dari koleksinya. Hal yang tidak ditemukan di Spotify, meskipun aplikasi itu kini mampu menampilkan video pendek sebagai ilustrasi saat sebuah lagu diputar.

Jadi, pengguna YouTube Music memungkinkan pengguna memilih untuk menonton video atau mendengarkan lagunya saja. Opsi itu tersedia langsung dan dapat dengan mudah diakses pengguna.

Sementara di Spotify, konten lain yang dapat diakses oleh pengguna adalah podcast. Konten ini tidak tersedia di YouTube Music sebab Google sebenarnya punya layanan lain khusus untuk podcast.

Selain itu, hampir seluruh konten Spotify merupakan rilis resmi dari musisi atau label musik. Itu berbeda dari YouTube Music yang koleksinya terintegrasi dengan YouTube, sehingga konten tidak melulu dari musisi resmi, tetapi juga dari pengguna lain, seperti cover lagu atau mashup.

 
4 dari 5 halaman

4. Fitur Mixtape

Kedua aplikasi ini sudah didukung dengan fitur yang memungkinkan penggunanya menemukan beragam musik baru termasuk dari musisi yang mungkin belum pernah didengarnya. Sebab, keduanya sudah menawarkan fitur mixtape.

Dalam hal ini, Spotify sudah didukung dengan tim kurator musik yang biasanya membantu membuat playlist berdasarkan genre atau mood. Hal serupa juga bisa didapatkan dari YouTube Music.

Hal yang membedakan, algoritma Spotify memiliki kemampuan kurasi playlist harian atau mingguan untuk penggunanya. Bahkan, aplikasi ini dapat membuatkan playlist berdasarkan musik yang didengarkan pengguna.

Sementara di YouTube Music, kurasi semacam ini masih terbatas. Pengguna memang dapat menemukan deretan playlist yang dibagi berdasarkan kategori, tetapi opsi mendengarkan playlist yang dibuat berdasarkan kebiasaan mendengar pengguna masih sedikit.

Kendati demikian, keunikan yang ditawarkan YouTube Music adalah memasukkan lagu cover atau mashup dalam playlist yang dibuatnya, sebab konten di layanan ini memang terintegrasi YouTuber. Itu berbeda dari Spotify yang hampir seluruh kontennya berasal dari sumber resmi.

5 dari 5 halaman

5. Audio

Beralih ke kualitas audio, Spotify mampu memutar konten hingga 320kbps AAC, sementara YouTube Music dapat memainkan konten hingga 256kbps AAC. Namun khusus untuk Spotify, kualitas tersebut hanya dapat dinikmati pengguna premium.

Sementara untuk kualitas paling rendah, YouTube Music mampu memainkan konten dengan 48kbps AAC. Adapun kualitas terendah di  YouTube Music adalah konten 96kbps.

Dengan perbedaan itu, masing-masing aplikasi sebenarnya menawarkan pendekatan berbeda. Pengguna yang ingin menghemat data dapat memilih YouTube Music, sementara pengguna yang cukup memikirkan kualitas audio tinggi bisa memakai Spotify.

Terlepas dari seluruh poin di atas, masing-masing aplikasi juga memiliki fitur tambahan lain. YouTube Music, misalnya, memiliki fitur Smart Downloads yang memungkinkan pengguna mengunduh beragam musik sesuai preferensinya saat terhubung dengan Wi-Fi.

Di samping itu, pengguna YouTube Music yang menambah biaya langganannya sedikit, sudah dapat menikmati layanan YouTube Premium yang bebas iklan dan memiliki sejumlah konten orisinal.

Spotify sendiri kini juga dilengkapi dengan fitur Behind the Lyrics yang didukung oleh Genius. Selain itu, aplikasi ini menawarkan konsep platform sosial, sebab pengguna dapat mengikuti orang lain dan berbagi aktivitasnya, termasuk playlist-nya.

Sebagai penutup, kedua aplikasi ini memang memiliki pendekatan berbeda. Spotify dapat dikatakan cocok untuk kamu yang memang gemar mendengarkan musik dan mengetahui informasi dari musisi idola. 

Lalu, YouTube Music dapat menjadi pilihan bagi kamu yang mendengarkan tidak hanya sekadar musik dari seorang musisi, tapi juga video musik atau mungkin versi covernya. Namun untuk pilihan siapa yang paling baik, kami rasa dapat disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing pengguna. 

(Dam/Why)