Liputan6.com, Jakarta - Huawei tengah berencana untuk memindahkan fasilitas riset dan pengembangan ke Kanada dari Amerika Serikat.
Hal itu diungkapkan oleh pendiri Huawei, Ren Zhengfei. Ia menyinggung rencana tersebut dalam sebuah wawancara dengan media Kanada, Globe and Mail.
Advertisement
Baca Juga
"Pusat penelitian dan pengembangan Huawei akan dipindahkan dari Amerika Serikat. Dan itu akan dipindahkan ke Kanada," ujar Ren kepada Globe and Mail sebagaimana dikutip dari Reuters, Kamis (4/12/2019). Ia juga menyebut perusahaan akan memproduksi beberapa peralatan jaringan seluler di luar Tiongkok.
Selain itu, ia juga ingin membangun fasilitas baru yang berlokasi di Eropa. Fasilitas itu ditujukan untuk manufaktur peralatan jaringan 5G.
Rencana itu diharapkan dapat meredakan kekhawatiran yang bersumber dari tuduhan AS bahwa produknya dapat digunakan oleh China untuk memata-matai, Globe dan Mail melaporkan.
Pede Bisa Jadi Nomor 1 di Dunia Tanpa Google
CEO Huawei Richard Yu menyebut, Huawei bisa jadi vendor smartphone terbesar di dunia, melewati Samsung pada 2019, jika tidak diblokir Google.
Meski demikian, itu tak mengesampingkan kemungkinan Huawei menjadi nomor satu di dunia, bahkan dengan adanya larangan tersebut.
Pasalnya, dalam sebuah wawancara, pendiri Huawei Ren Zhengfei mengatakan, Huawei bisa menjadi pembesut smartphone nomor satu di dunia, tanpa Google.
Mengutip laman Gizmochia, Jumat (29/11/2019), saat ditanya mengenai rencana cadangan perusahaan, Ren mengatakan, Huawei kini tengah membuat solusi berskala besar untuk mengatasi situasi setelah pelarangan akses Google.
Tampaknya, Ren mengacu pada OS milik perusahaan, yakni Harmony OS yang diumumkan pada Agustus lalu di Tiongkok.
Ia juga mengatakan, tidak mengetahui pasti apakah Google menolak lisensi untuk berdagang dengan Huawei. Tanggapan ini datang beberapa saat setelah Google ddiberikan lisensi untuk berdagang Huawei.
(Why/Ysl)
Advertisement