Liputan6.com, Jakarta - Samsung akhirnya merilis smartphone layar lipat Galaxy Fold di Indonesia. Perangkat inovatif ini dirilis setelah beberapa kali pihak Samsung menunda peluncuran ke konsumen lantaran produknya yang dianggap belum sempurna.
Kini setelah dinilai sempurna dan memenuhi standar perusahaan, Samsung pun mulai menjualnya, termasuk di Tanah Air.
Advertisement
Baca Juga
Samsung membanderolnya dengan harga cukup tinggi, yakni Rp 30.880.000 atau 30,8 jutaan. Banderol harga ini membuat Galaxy Fold jadi smartphone termahal Samsung di Indonesia.
Tidak mengherankan karena Galaxy Fold menjadi perangkat layar lipat pertama yang diproduksi massal untuk pasar Indonesia.
Para konsumen bisa mulai melakukan pre-order Galaxy Fold mulai 13 Desember 2019 pukul 09.00 WIB dengan harga resmi di atas. Samsung memberlakukan cicilan hingga 24 bulan kerja sama dengan mitra perbankan.
Dalam kotak pembelian, terdapat Galaxy Buds dan cover untuk Galaxy Fold. Konsumen juga akan mendapatkan dukungan layanan premium seperti service center 24 jam dan garansi layar selama 1 tahun ke depan dengan pembayaran klaim Rp 2 juta.
Galaxy Fold hadir untuk memenuhi kebutuhan pengguna yang senang dengan layar besar untuk beragam penggunaan. Ketimbang tablet yang sama-sama punya layar besar, Galaxy Fold memiliki keunggulan, yakni bisa dilipat dan masuk ke saku.
App Continuity
"Ukuran layar semakin bertambah seiring dengan kebutuhan atau kegiatan pengguna. Kalau tablet kan layarnya besar dan harus disimpan di tas, bukan saku. Oleh karenanya, Galaxy Fold lebih fleksibel karena bisa dikantongi," kata Product Marketing Manager Samsung Mobile SEIN, Taufiq Furqan, saat memperkenalkan Galaxy Fold.
Lebih lanjut, Taufiq juga menyebutkan, Galaxy Fold unik ketimbang smartphone Samsung lain. Pasalnya, dalam pembuatannya, layar perangkat dibuat dari material polymide bukan kaca. Oleh karenanya, layar smartphone dibuat bisa dilipat.
Ketimbang smartphone Samsung lainnya, Galaxy Fold menggunakan antarmuka One UI yang didesain khusus untuk smartphone layar lipat. Salah satu perangkat ini memiliki fitur app continuity.
Di mana, ketika pengguna membuka aplikasi dari layar kecil di bagian depan (saat perangkat dilipat), akan langsung jadi besar saat layar dibuka (7,3 inci). "Dengan begitu, tidak perlu menutup aplikasi terlebih dahulu," kata Taufiq.
Uniknya, perangkat ini juga memiliki fitur multi active window yang memungkinkan tiga jendela dibuka secara bersamaan. Caranya dengan menggeser toolbar swipe dari sisi kanan layar untuk membuka dua jendela bersamaan.
Sementara pada sisi layar sebelah kiri bisa buka aplikasi yang diinginkan. Misalnya pada sisi kiri membuka aplikasi YouTube, sisi layar kanan bisa membuka notes atau web browser.
Advertisement
Usung 6 Kamera
Samsung membenamkan total enam unit kamera di Galaxy Fold. Rinciannya, layar depan atau cover memiliki sebuah kamera (10MP, f2.2), di bodi belakang ada tiga kamera (12MP wide), 12MP telephoto, dan 16MP ultrawide, dan dua kamera selfie di bagian fold (10MP dan 8MP).
Taufiq menjelaskan, kamera perangkat ini memiliki view finder yang besar. Sementara kamera depan yang terdapat pada cover memiliki kemampuan foto bokeh dengan bantuan software. Untuk kamera selfie bagian dalam sudah dibekali kemampuan bokeh by hardware.
Secara spesifikasi, perangkat ini memiliki layar fleksibel dari material polymide seluas 7,3 inci saat dibentangkan. Sementara, bagian cover display memiliki ukuran 4,6 inci jenis Super AMOLED.
Perangkat ini menggunakan chipset Snapdragon 855, RAM 12GB, dan memori internal 512GB. Sekadar informasi, di perangkat ini tidak terdapat dukungan slot microSD.
Tahan Hingga 5 Tahun
Galaxy Fold dilengkapi dua baterai yang total memiliki kapasitas 4.380mAh. "Secara fisik ada dua baterai, untuk menghidupi kedua layar," kata Taufiq.
Untuk sistem keamaman, perangkat ini dibekali fingerprint scanner di sisi samping, bukan di bagian layar. Galaxy Fold juga dibekali dengan face recognition yang bisa dibuka dengan kamera cover dan kamera dalam.
Bicara mengenai durabilitas, Samsung menjanjikan perangkat ini bisa tahan hingga lima tahun penggunaan. Dengan asumsi layar 100 kali dibuka dalam sehari.
Total pengujian yang dilakukan adalah buka tutup layar hingga 200 ribu kali.
(Tin/Ysl)
Advertisement