Liputan6.com, Jakarta - Twitter baru saja mengumumkan pada para pengguna aplikasinya di Android untuk mengunduh pembaruan terkini. Hal ini dilakukan menyusul ditemukannya celah keamanan untuk aplikasi Twitter versi Android.
Dikutip dari Digital Trends, Minggu (22/12/2019), Twitter mengatakan celah keamanan itu dapat dimanfaatkan hacker untuk mengambil alih akun pengguna dan melakukan banyak hal, mulai dari mengirim direct messages hingga membuat kicauan.
Kendati demikian, situs microblogging itu mengatakan belum menemukan pengguna yang menjadi korban celah keamanan ini, termasuk upaya pihak ketiga yang ingin mengambil keuntungan dari bug tersebut.
Advertisement
Baca Juga
"Kami tidak memiliki bukti kode berbahaya telah dimasukkan ke aplikasi atau celah keamanan ini telah dieksploitasi, tapi kami sudah memperingkatkan pengguna yang mungkin terdampak masalah ini," tutur Twitter melalui blog resmi perusahaan.
Untuk sekarang, Twitter hanya memperingatkan pengguna aplikasinya di Android. Untuk itu, pengguna aplikasi Twitter di platform iOS dapat dipastikan tidak memiliki masalah serupa.
Sekadar informasi, masalah keamanan semacam ini juga pernah terjadi beberapa bulan lalu. Ketika itu, Twitter mmengakui pihaknya tidak sengaja menggunakan data pengguna tanpa izin untuk iklan tertarget.
Hal itu terjadi adanya masalah dalam menu pengaturan di situs jejaring sosial tersebut. Menurut Twiter, pengguna yang memakai aplikasi seluler sejak Mei 2018 dan mengklik iklan, ada kemungkinan datanya dibagi dengan pengiklan.
Twitter Tunda Rencana Hapus Akun untuk Kenang Pengguna yang Telah Tiada
Terlepas dari informasi di atas, Twitter juga mengumumkan telah menunda rencana untuk menghapus akun-akun yang tidak aktif. Rencana awal Twitter menyebut, bakal menghapus akun-akun tak aktif yang ada kawasan negara Uni Eropa terlebih dahulu, diikuti negara lainnya.
Namun kemudian, Twitter menunda penghapusan dengan alasan pihaknya belum mendapatkan cara untuk melestarikan akun milik pengguna yang telah meninggal dunia.
"Kami telah mendengarkan Anda mengenai dampak terhadap penghapusan akun, terhadap akun milik orang yang meninggal. Kami melewatkan bagian ini," kata Twitter, sebagaimana dikutip dari The Verge, Sabtu (30/11/2019).
Lebih lanjut, Twitter juga menyatakan, pihaknya tidak akan menghapus seluruh akun yang tidak aktif, hingga menemukan cara agar akun milik orang yang meninggal tetap bisa dikenang.
"Kami akan berkomunikasi dengan Anda semua jika kami telah menemukan cara. Kami mohon maaf atas kebingungan yang kami sebabkan," kata Twitter.
Hal serupa telah diterapkan oleh jejaring sosial Facebook untuk mengenang akun milik pengguna yang telah meninggal dunia.
Advertisement
Masih Dipikirkan
Sementara sampai saat ini Twitter belum mendapatkan caranya. "Tim kami masih memikirkan cara untuk menemukannya," kata juru bicara Twitter.
Twitter sebelumnya mengumumkan bakal menghapus akun-akun yang tidak aktif lebih dari enam bulan.
Setelah pengumuman tersebut, banyak orang mulai mempertanyakan, mereka bakal kehilangan akses ke akun lama milik teman, saudara, selebritas, dan pasangan yang telah tiada.
Menurut rencana, Twitter bakal menghapus akun yang tidak aktif di negara-negara Uni Eropa terlebih dahulu, mengingat UU Perlindungan Data GDPR. Kemungkinan, penghapusan akun tidak aktif ini meluas ke akun milik pengguna di negara-negara lain.
"Kami akan memperluas penegakan kebijakan terhadapa akun-akun yang tidak aktif untuk mematuhi peraturan lain di seluruh dunia dan memastikan integritas layanan," kata Twitter.
(Dam/Ysl)