Sukses

Xiaomi Siap Rilis Pocophone F2 Tahun Depan?

Head of Poco Global, Alvin Tse, berkicau bahwa informasi soal Poco akan lebih banyak diungkap tahun depan.

Liputan6.com, Jakarta - Sejak pertama kali diperkenalkan sebagai sub-brand Xiaomi, Pocophone tak dimungkiri telah menjadi salah satu produk yang banyak dicari. Sayang, hingga sekarang belum diketahui apakah Xiaomi berencana untuk melanjutkan lini smartphone ini.

Namun dari pernyataan salah satu eksekutif Xiaomi baru-baru ini, lini Pocophone ternyata masih akan dilanjutkan. Adalah Head of Poco Global, Alvin Tse, yang mengungkap informasi tersebut.

Dikutip dari NDTV, Senin (23/12/2019), informasi mengenai Pocophone generasi kedua ini dicuitkan Alvin lewat akun Twitter-nya beberapa waktu lalu. Meskipun saat ini, kicauan tersebut sudah dihapus.

"Kamu akan mendengar lebih banyak soal Poco pada 2020," tulis pria yang juga Country Manager Xiaomi Indonesia tersebut. Pernyataan Alvin itu sontak mendapat sambutan warganet, sebab merupakan indikasi bahwa lini Poco masih dipertahankan.

Kendati demikian, tidak banyak informasi yang diungkap mengenai kehadiran Pocophone generasi kedua ini. Sejumlah rumor sebelumnya hanya menyebut desain smartphone ini tidak lagi mengusung notch di bagian layar.

Sekadar informasi, Poco dalam bahasa Spanyol memiliki arti "kecil", tetapi perusahaan memiliki ambisi besar yang telah dibuktikan sejak awal melalui kehadiran Pocophone F1 sebagai smartphone premium dengan harga paling terjangkau.

Dijelaskan Alvin Tse, smartphone tersebut bisa dijual dengan harga terjangkau karena perusahaan menyuguhkan teknologi yang benar-benar dibutuhkan oleh konsumen.

Fokus semacam itu, diyakini bisa membuat Poco sebagai yang terbaik di kelasnya. Alvin menegaskan Poco benar-benar fokus pada berbagai teknologi yang dibutuhkan dan digunakan konsumen.

2 dari 3 halaman

Strategi Poco

"Nama Poco sendiri juga dipilih karena mudah diingat dan diucapkan," tutur Alvin. Hal ini berbeda dengan Xiaomi, karena di beberapa pasar dinilai sulit diucapkan, sehingga terjadi salah penyebutan.

Poco boleh jadi berada di bawah bendera Xiaomi, tapi keduanya memiliki strategi berbeda. Alvin menggambarkan Xiaomi dengan rangkaian seri Redmi yang hadir dengan berbagai varian spesifikasi, tapi Poco lebih memilih menghadirkan smartphone dengan spesifikasi yang memang benar-benar digunakan.

Strategi tersebut juga membantu perusahaan bisa menjual produk premium dengan harga terjangkau.

"Hal yang sulit adalah menghilangkan sejumlah hal tertentu, dan itulah Pocophone. Kami memutuskan untuk fokus tidak menggunakan teknologi seperti pop up camera, yang memang keren, tapi kenyataannya sulit digunakan. Jadi kami harus benar-benar pintar dalam menentukan pilihan, dan memilih yang benar-benar penting untuk pengguna," ungkap pria lulusan Stanford University tersebut.

3 dari 3 halaman

Berusaha Membuat Industri Smartphone Sehat

Alvin berharap kehadiran Poco bisa membuat industri smartphone kembali "sehat". Ia menilai kini semakin sedikit konsumen memperbarui perangkat mereka.

"Masalahnya, sekarang kami melihat semakin sedikt orang memperbarui perangkat, karena mereka merasa teknologi terbaru yang ada tidak cukup bagus. Jadi mereka menunggu selama bertahun-tahun, dan hal itu tidak sehat untuk industri," kata pria yang meraih gelar Bachelor of Science Ilmu Manajemen dan Teknik dari Stanford University tersebut.

Oleh sebab itu, Alvin dan tim kecilnya pun melihat ada peluang untuk membuat lebih banyak orang menggunakan teknologi baru, yang memang benar-benar dibutuhkan.

Maka lahirlah Pocophone F1 sebagai produk pertama, yang mewakili hal tersebut.

Proyek Poco sendiri dimulai satu tahun lalu dengan tim kecil di dalam Xiaomi. Poco berusaha mencoba membuat sesuatu yang berbeda dan pengalaman baru, hingga akhirnya hadir sebagai sub-brand.

(Dam/Ysl)