Liputan6.com, Jakarta - Bose menutup 119 toko offline miliknya di Eropa, Jepang, Amerika Utara, dan Australia. Meskipun diketahui beberapa toko di Asia dan Timur Tengah akan tetap ada, namun sejumlah warganet menyebut kondisi ini sebagai 'kiamat ritel'.
Alasan toko offline Bose ditutup adalah bahwa faktanya headphone, speaker, dan produk lain dibeli melalui e-commerce dan mengharuskan ratusan karyawan diberhentikan.
Baca Juga
Diwartakan The Verge, Kamis (16/1/2020), Bose mengatakan akan menawarkan bantuan penempatan dan pesangon kepada karyawan yang terkena dampak.
Advertisement
"Awalnya toko ritel kami memberi orang cara untuk merasakan, menguji, dan bebicara kepada kami mengenai sistem hiburan rumah multi-komponen, CD, dan DVD" ucap Colette Burke, Wakil Presiden Penjualan Global Bose.
"Pada saat itu, solusi tersebut adalah ide yang radikal, tetapi kami fokus pada apa yang dibutuhkan pelanggan kami, di mana mereka membutuhkannya dan kami melakukan hal yang sama sekarang," sambung Burke.
Â
130 Toko Tetap Buka
Meskipun demikian, sekitar 130 toko offline Bose akan tetap buka. Antara lain berlokasi di Greater China dan Uni Emirat Arab, serta toko tambahan di India, Asia Tenggara, dan Korea Selatan.
Produk Bose sendiri dipasarkan secara online di Amazon, BestBuy, Target, Apple Store, dan di situs web perusahaan sendiri.
(Fitriah Nurul Annisa/Isk)
Advertisement