Liputan6.com, Jakarta - CyberNews, perusahaan peneliti keamanan siber menemukan spyware baru di dalam kode 30 aplikasi kamera Android yang bertengger di Play Store.
Berdasarkan survei perusahaan, malware ini dibuat pelaku untuk mengumpulkan semua data di smartphone, termasuk lokasi tanpa sepengetahuan korban.
"30 aplikasi ini mengumpulkan dan menjual data pengguna, dan menginfeksi perangkat dengan beragam bentuk iklan yang mengerahkan korban ke situs phishing," sebagaimana dikutip dari laporan via GizChina, Senin (20/1/2020).
Advertisement
Baca Juga
Berikut ini adalah 30 aplikasi kamera yang memiliki kemampuan untuk mencuri data korbannya.
- BeautyPlus
- BeautyCam
- Beauty Camera
- Selfie Camera
- Beauty Camera Plus
- Beauty Camera
- YouCam Perfect
- Sweet Snap
- Sweet Selfie Snap
- Beauty Camera
- Beauty Camera
- B612
- Face Makeup Camera & Beauty Photo Makeup Editor
- Sweet Selfie
- Selfie camera
- YouCam Perfect
- Beauty Camera Makeup Face Selfie, Photo Editor
- Selfie Camera
- Z Beauty Camera
- HD Camera Selfie Beauty Camera
- Candy Camera
- Makeup Camera
- Beauty Selfie Plus
- Selfie Camera
- Pretty Makeup, Beauty Photo Editor & Selfie Camera
- Beauty Camera
- Bestie
- Photo Editor
- Beauty Makeup, Selfie Camera Effects, Photo Editor
- Selfie cam
Ditotal, 30 aplikasi ini telah diunduh lebih dari 1,4 miliar smartphone di seluruh dunia. Beberapa aplikasi ternyata sangat populer dan sudah diinstal lebih dari 300 juta kali.
“Pembuat aplikasi jahat ini dapat mengeruk keuntungan dengan menjual data korban kepada pengiklan,” kata CyberNews.
Rata-rata, pengembang malware yang berhasil mengumpulkan lokasi sejuta pengguna menghasilkan hingga USD 4.000 atau sekitar Rp 54 juta per bulan.
Buatan Pengembang di Hong Kong
Menurut CyberNews, 16 dari 30 aplikasi tersebut dibuat oleh pengembang berbasis di Hong Kong.
Laporan tersebut juga menyoroti beberapa nama pengembang asal Tiongkok yang tampaknya terlibat dalam penyebaran trojan Android berbahaya.
Adapun Meitu, salah satu pengembang paling populer di dalam daftar terkenal sering kali melanggar sebagian besar aturan Google di Play Store.
Diketahui, aplikasi ini diam-diam mengumpulkan data penggunanya dan dapat mengaktifkan mikrofon atau kamera smartphone korban tanpa sepengetahuan mereka.
(Ysl/Isk)
Advertisement