Liputan6.com, Jakarta - Instagram menyingkirkan tombol IGTV yang biasanya terdapat di pojok kanan aplikasi.
Disebutkan bahwa alasan di balik keputusan ini adalah tidak terlalu banyak pengguna yang mengetuk tombol IGTV di aplikasi Instagram.
Advertisement
Baca Juga
"Kebanyakan orang menemukan konten IGTV melalui pratinjau di Feed, saluran IGTV di Explore, serta profil kreator dan aplikasi IGTV itu sendiri," kata juru bicara Instagram dikutip dari TechCrunch, Selasa (21/1/2020). "Sangat sedikit yang mengklik ikon IGTV di pojok kanan atas aplikasi Instagram."
Memang, ini bukan perubahan besar-besaran di aplikasi. Namun, perusahaan menyebut tengah berusaha untuk membuat aplikasi sesimpel mungkin.
"Kami selalu berusaha menjaga Instagram sesederhana mungkin, jadi kami menghapus ikon ini berdasarkan pembelajaran dan umpan balik ini dari komunitas kami," tutur juru bicara itu lebih lanjut.
Instagram Sebut Foto Editan Artistik sebagai Informasi Palsu
Instagram dilaporkan baru saja membuat keputusan yang mengundang pertanyaan dari sejumlah pihak, terutama fotografer. Alasannya, aplikasi milik Facebook itu sempat menandai foto hasil editan sebagai informasi palsu.
Dikutip dari The Next Web, Sabtu (18/1/2020), seorang fotografer bernama Toby Harriman asal Amerika Serikat mendapati salah satu unggahannya ternyata diberi tanda 'False Information'. Setelah ditelisik, foto itu menampilkan seorang pria berdiri di tengah bukit warna-warni.
Keterangan yang disertakan menyebut bahwa foto itu tidak memberikan informasi yang akurat, sehingga tim cek fakta independen menyebutnya sebagai informasi palsu. Namun menurut Harriman, foto itu diedit untuk tujuan artistik.
"Menarik melihat hal ini dan penasaran karena sudah terlalu jauh (tindakan memblokir foto unggahan)," tulis Harriman pada unggahannya di Facebook. Instagram sendiri dalam keterangannya, menyebut pemblokiran semacam ini dilakukan dengan teknologi penyesuaian gambar.
Advertisement
Mengaku keliru
Jadi, teknologi itu akan membandingkan unggahan atau foto dengan gambar lain serupa yang dijadikan sebagai acuan. Apabila unggahan itu tidak sesuai dengan acuan, Instagram akan menandainya berpotensi menyebarkan disinformasi dan nantinya dinilai pula oleh tim cek fakta.
Meski sempat menimbulkan pertanyaan, mengapa sebuah karya seni dianggap menyebarkan disinformasi, Instagram akhirnya mengakui bahwa ada kekeliruan. Tim cek fakta indenpenden akhirnya melakukan penilaian ulang dan mengganti rating unggahan Harrington tersebut.
Hasilnya, foto unggahan fotografer tersebut tidak lagi dianggap menyebarkan disinformasi. Instagram pun mengatakan pihaknya masih akan terus melakukan cek fakta dengan sejumlah foto editan, sebagai upaya untuk mengurangi penyebaran informasi yang salah.
(Why/Ysl)