Liputan6.com, Jakarta - Ancaman penipuan online kini makin meningkat seiring dengan lekatnya penggunaan platform digital dalam kehidupan sehari-hari.
Berbagai kasus penipuan melalui pesan dari pihak ketiga seperti spam, hoaks, hingga phishing marak terjadi.
Menurut data Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri, ada 1.617 laporan kasus kejahatan siber yang terjadi dalam marketplace, media sosial, email, atau platform online lain sepanjang Januari hingga Desember 2019.
Advertisement
Baca Juga
WhatsApp kembali mengingatkan pengguna akan pentingnya keamanan lewat serangkaian tips yang bisa dilakukan oleh pengguna.
Di samping memberikan fitur-fitur yang membantu mengamankan informasi pribadi pengguna, aplikasi pesan dengan enkripsi WhatsApp, pun tergerak untuk memberikan sejumlah tips meningkatkan kewaspadaan dari penipu.
1. Modus Peniru
Penipu bisa menggunakan berbagai wajah, misalnya berpura-pura jadi teman yang sedang kesusahan lalu ujung-ujungnya meminjam uang atau lain-lainnya.
Untuk itu, pengguna perlu memperhatikan bahasa dari orang yang coba ditiru si penipu. Misalnya tutur bahasa, cara menjelaskan situasi, dan hal-hal kecil lainnya yang membuat kita ragu.
Setelah mengetahui bahwa ini merupakan salah satu modus penipuan, pengguna bisa melaporkan dan memblokir si penipu. Caranya dengan buka chat, klik kontak atau nama group, kemudian klik laporkan atau block kontak.
2. Jangan Tergiur Iming-iming Hadiah
Pernahkan menerima pesan isinya kamu mendapatkan hadiah? Iya iya, itu adalah salah satu modus pelaku menipu korban. Jangan pernah percaya dengan iming-iming hadiah.
Karakteristik atau pesan yang perlu dihindari antara lain yang mengandung kesalahan ejaan, meminta untuk klik link, meminta membagikan informasi pribadi, meminta meneruskan pesan, atau meminta pengguna membayar untuk bisa menggunakan layanan WhatsApp.
Nah, jika pengguna menerima pesan-pesan seperti di atas, segera hapus dan laporkan pesan tersebut. Jangan pernah mengeklik link atau memberi informasi pribadi apapun dengan imbalan hadiah.
Advertisement
3. Link Mencurigakan
Modus lain yang dipakai penipu melakukan penipuan adalah dengan link. Untuk mengenalinya, pengguna bisa melihat indikator yang ditampilkan. Ketika menerima tautan, tinjau konten pesan dengan hati-hati.
Jika tautan ditandai sebagai link mencurigakan, pengguna bisa mengetuk link tersebut, pesan pop-up akan ditampilkan. Saat itu cek karakter tidak umum yang ada di tautan tersebut.
Penipu bisa saja menggunakan kombinasi karakter untuk mengecoh agar pengguna mengekliknya. Padahal ketika diklik, situs tersebut malah situs penipuan.
Untuk itu, pengguna perlu berhati-hati dan lebih cermat untuk tidak mengklik ketika ada link mencurigakan yang diterima lewat WhatsApp.
4. Perhatikan Setting WhatsApp
Pengguna perlu mengendalikan Setting privasi mereka, caranya: kontrol siapa yang bisa melihat informasi lewat Setting-an Last Seen, Foto Profil, atau Status dalam pengaturan privasi.
Kedua, kontrol siapa yang bisa menambahkan ke grup. Caranya buka Setting aplikasi, ketuk Akun, kemudian Privasi, kemudian Group. Pengguna bisa memilih siapa yang bisa memasukkan nomor kita ke grup, misalnya "kontak saya kecuali,", "kontak saya", dan "semua orang."
Ketika, terapkan lapisan keamanan tambahan berupa Verifikasi Dua Langkah. Caranya buka Setting, pilih Akun, kemudian pilih Verifikasi Dua Langkah.
(Tin/Ysl)
Advertisement