Sukses

Google Luncurkan Tangi, Platform Video Pendek untuk Berbagi Tips

Google melalui inkubator internalnya, Area 120, baru saja meluncurkan platform berbagi video pendek bernama Tangi

Liputan6.com, Jakarta - Google melalui inkubator internalnya, Area 120, meluncurkan proyek terbaru. Diberi nama Tangi, proyek ini menawarkan sebuah platform untuk berbagi video pendek.

Sekilas, platform ini mungkin mirip dengan TikTok dan Byte yang sama-sama menjadi platform untuk berbagi video. Namun berbeda dari keduanya yang kebanyakan berisi konten hiburan, Tangi lebih berfokus pada video pendek yang membantu orang lain untuk belajar.

"Kami hanya fokus pada konten kreativitas dan tips," tutur pendiri Tangi, Coco Mao seperti dikutip dari Tech Crunch, Kamis (30/1/2020). Tujuan platform ini, menurut Coco, memang membantu orang belajar masak atau berkreasi dari video-video pendek.

Oleh sebab itu, Tangi didesain agar mudah digunakan dan berisi banyak video tips berkualitas tinggi. Coco mengatakan, Tangi terinpirasi dari orang tuanya yang kerap mencari video tips lewat smartphone, sehingga dia memutuskan untuk membuat sebuah platform khusus.

Mengingat Tangi merupakan platform video pendek, durasi video tips yang ada di dalamnya berkisara antara 45 detik hingga satu menit. Karenanya, video yang ditampilkan lebih banyak berisi trik singkat ketimbang prosesnya.

Perbedaan lain yang ada di platform ini adalah kehadiran fitur Try It. Berbekal fitur ini, pengguna Tangi dapat mengunggah video tips yang sudah dicobanya dan berinteraksi dengan anggota komunitas lainnya.

Tangi sendiri belum terbuka untuk semua orang. Untuk itu, kreator yang ingin mengunggah videonya di platform ini harus lebih dulu mendaftar.

Adapun beberapa kreator yang sudah ada di Tangi adalah Holly Grace, Rachel Faye Carter, dan Paola D Yee. Saat ini, aplikasi Tangi baru tersedia di iOS dan situs web, tapi belum ada informasi mengenai kehadirannya di platform lain.

2 dari 3 halaman

Aplikasi Video Pendek Byte Meluncur, Apa Bedanya dengan TikTok?

Terlepas dari Tangi, pendiri Vine, Dom Hofmann, meluncurkan sebuah aplikasi berbagi video pendek bernama Byte.

Mengutip laman The Verge, Selasa (28/1/2020), Hofmann mengembangkan aplikasi itu sebagai suksesor Vine. Ia menyebut, aplikasi Byte sudah tersedia di iOS dan Android.

Lalu, apa bedanya dengan TikTok? Byte, seperti Vine, hanya menawarkan video pendek berdurasi enam detik, sedangkan TikTok 15 detik dan dapat dirangkai hingga satu menit.

Basis penggunanya pun juga sangat berbeda. Dilaporkan Insider, beberapa pengguna Vine yang terkenal secara resmi telah bermigrasi ke Byte dan mereka secara blak-blakan tidak menyukai TikTok.

Kategori 'Komedi' sangat disukai dan berkembang biak dengan pesat di TikTok, dan video TikTok tidak disambut dengan hangat oleh pengguna Byte.

Pun demikian, pengguna TikTok bisa memilih kategori yang bisa diatur sesuai keinginan, mulai dari vlog, food, dance, sports, DIY, hingga animals. Ini membuat pengguna dapat lebih inovatif.

3 dari 3 halaman

Byte Sudah Rilis di Indonesia?

Sayangnya saat Tekno Liputan6.com mencoba mengunduh Byte di Play Store Android, terdapat keterangan bahwa Byte belum tersedia di Indonesia.

Aplikasi ini sebenarnya sudah tersedia dalam versi beta selama beberapa waktu. Namun, ia baru dirilis sekarang ini sebagai sebuah kejutan.

Sekadar informasi, Hofmann telah mengembangkan Byte selama beberapa tahun. Dia membuat Byte setelah berhenti dari Vine, beberapa waktu setelah platform tersebut diakuisisi Twitter.

(Dam/Why)