Sukses

Hacker Sebar Email Malware Berkedok Informasi Virus Corona

Penjahat siber (hacker jahat) kedapatan mengambil keuntungan dari kecemasan warga dunia seputar virus corona, dengan mengirimkan email malware yang menyamarkan diri sebagai panduan kesehatan wabah.

Liputan6.com, Jakarta - Penjahat siber (hacker jahat) kedapatan mengambil keuntungan dari kecemasan warga dunia seputar virus corona, dengan mengirimkan email malware yang menyamarkan diri sebagai panduan kesehatan wabah tersebut.

Berkedok email panduan kesehatan, malware itu telah terdeteksi oleh perusahaan keamanan yang mamantau ancaman siber di seluruh negara.

Dengan menampilkan informasi tentang penyebaran dan panduan wabah virus corona, penjahat siber dapat membuat korbannya membuka pesan yang terinfeksi malware tanpa mereka sadari.

Kasus malware virus corona ini pertama kali terdeteksi oleh IBM X-Force Threat Intelligence, dan menargetkan korban penyebarannya dengan laporan infeksi wabah itu di berbagai kota di Jepang, seperti Gifu, Osaka, dan Tottori.

Dikutip dari Techradar, Jumat (31/1/2020), email yang disamarkan sebagai pemberitahuan resmi dari pusat kesehatan itu disertakan dengan lampiran yang berisikan rincian instruksi pencegahan infeksi virus corona.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini

2 dari 2 halaman

Samarkan Diri Dokumen Microsoft Word

Peta online persebaran virus corona Wuhan, yang diakses pukul 12.40 WIB pada Jumat, 31 Januari 2020. (Printscreen gisanddata.maps.arcgis.com)

Lebih lanjut, lampiran dokumen Microsoft Word yang disamarkan ke email itu sebenarnya mengandung program berbahaya yang langsung terhubung ke jenis malware Emotet.

Diketahui, malware ini memiliki kemampuan untuk mencuri data pribadi korban, riwayat penggunaan browser, dan dokumen sensitif lainnya.

Pakar keamanan di Kaspersky juga menemukan file berbahaya yang disamarkan sebagai file pdf, mp4, docx yang terkait dengan virus corona.

"Virus corona, yang sedang banyak dibahas sebagai berita utama ini telah dimanfaatkan oleh penjahat siber untuk menipu korbannya," ucap Anton Ivanov, analis malware di Kaspersky.

"Sejauh ini, kami baru menemukan 10 file unik. Jika aktivitas seperti ini sering terjadi dengan topik populer, maka bukan tak mungkin akan semakin banyak penyebarannya," jelas Anton.

(Ysl/Isk)