Sukses

Tiongkok Mulai Siapkan 6G

Teknologi 5G sampai baru ada di beberapa negara, termasuk Tiongkok dan Amerika Serikat (AS). Kendati penetrasinya masih kecil di dunia, Tiongkok sudah berbicara soal suksesor 5G yaitu 6G.

Liputan6.com, Jakarta - Teknologi 5G baru ada di beberapa negara, termasuk Tiongkok dan Amerika Serikat (AS). Kendati penetrasinya masih rendah di dunia, Tiongkok sudah berbicara soal suksesor 5G yaitu 6G.

Dilansir dari Phone Arena, Selasa (4/2/2020), Hindustan Times melaporkan Kementerian Sains dan Teknologi Tiongkok sudah melakukan sejumlah persiapan untuk 6G. Tiongkok pun disebut telah menyusun cetak biru tentang apa yang mungkin terjadi beberapa tahun ke depan.

Kecepatan unduhan data 6G dilaporkan bisa mencapai 1TBps, setara dengan 1.000GB/detik atau 8.000Gbps. Secara teoretis, itu 8.000 kali kecepatan data yang dapat dicapai dengan 5G.

Kehadiran 5G telah membawa teknologi dan industri baru ke dunia dan 6G pun diyakini juga akan melakukan hal yang sama. Profesor dari University of Sidney, Mahyar Shirvanimoghaddam, mengatakan orang-orang yang menggunakan 6G kemungkinan akan dapat "menggunakan perangkat melalui otak kita".

Selain pemerintah, perusahaan-perusahaan pun sudah membahas soal pengembangan 6G. Vice Chairman Samsung, Jay Y. Lee, dilaporkan bertemu dengan sejumlah eksekutif lain pada Juni tahun lalu. Mereka mendiskusikan soal kerja sama untuk mengembangkan peralatan jaringan seluler 6G.

LG pada Januari 2019 mengumumkan pembangunan pusat riset khusus di Yuseong District Daejeon, Korea Selatan (Korsel). Perusahaan di pusat riset itu akan berupaya untuk memimpin standarisasi global dan mengamankan peluang penciptaan bisnis baru.

LG mengatakan, dunia kemungkinan akan menikmati satu dekade layanan 5G sebelum 6G mungkin secara teknologi. Huawei pun juga mengatakan telah mulai meneliti 6G di pusat R&D di Ottawa, Kanada.

2 dari 2 halaman

5G Baru Meluncur, Samsung Sudah Bahas Investasi 6G

Sebelumnya, sebagaimana dikutip dari laporan Bloomberg pada Juni 2019, Jay Y. Lee, mengatakan perusahaan akan mengejar investasi dalam bisnis masa depan, termasuk jaringan seluler generasi keenam atau 6G. Bisnis lain termasuk sistem semikonduktor.

Investasi teknologi tersebut dilakukan mengingat Samsung menghadapi lingkungan bisnis global yang berubah dengan cepat, dan memberikan tekanan pada keuntungan perusahaan.

Sebagai langkah persiapan, Lee telah menggelar diskusi dengan para eksekutif Samsung untuk membahas potensi kolaborasi dengan berbagai perusahaan terkait jaringan mobile 6G, teknologi blockchain, dan artificial intelligence (AI). Rencana ini disampaikan oleh Samsung melalui email pada Minggu (16/6/2019).

Ini merupakan kali pertama Lee secara terbuka membahas potensi teknologi 6G.

"Kami harus menantang diri sendiri dengan sebuah revolusi untuk membuat fondasi-fondasi baru, bergerak melampaui ruang lingkung pencapaian masa lalu," ungkap Lee dalam pernyataannya.

Selain menyampaikan panduan tentang rencana investasi, para eksekutif Samsung juga disebut meninjau rencana respons risiko untuk bisnis chip Samsung. Perusahaan juga membahas tantangan yang ditimbulkan oleh perubahan struktural dalam industri teknologi.

(Din/Why)