Liputan6.com, Jakarta - Seniman asal Jerman, Simon Weckert, mengubah jalan raya yang lancar (hijau) atau bergerak lambat (oranye) menjadi macet (merah).
Caranya adalah dengan membawa 99 smartphone menggunakan kereta kecil dan menyeretnya ke jalan. Berita ini menyedot perhatian para pembaca di kanal Tekno Liputan6.com, Selasa (4/2/2020) kemarin.
Baca Juga
Penasaran dengan berita terpopuler lainnya? Simak tiga berita terpopuler di kanal Tekno Liputan6.com berikut ini.
Advertisement
1. Jalan Raya Lancar Jadi Macet di Google Maps Gara-Gara Seniman Ini Bawa 99 Smartphone
Untuk memantau kemacetan lalu lintas di jalan raya, saat ini kebanyakan orang memanfaatkan aplikasi peta digital. Salah satunya adalah Google Maps.
Ya, Google Maps memudahkan pengguna jalan raya untuk mengecek lalu lintas yang padat (menandainya dengan warna merah) atau bergerak lambat (warna oranye) di jalan raya.
Namun berbeda dengan seniman asal Jerman, Simon Weckert. Ia mengubah jalan raya yang lancar (hijau) atau bergerak lambat (oranye) menjadi macet (merah).
2. Xiaomi Siapkan 3 Smartphone dengan Snapdragon 865
Xiaomi dilaporkan sedang menyiapkan tiga smartphone dengan flagship chipset Snapdragon 865. Dua di antaranya akan hadir dengan kamera 108MP.
Dilansir dari GSM Arena, Selasa (4/2/2020), XDA-Developers melaporkan memiliki file build.prop untuk dua perangkat tersebut dengan kode "umi" dan "cmi". Keduanya akan dikenal di pasaran dengan nama Xiaomi Mi 10 dan Mi 10 Pro.
Xiaomi Mi 10 Pro diprediksi hadir dengan fast charging 66W, RAM 16GB, refresh rate 120Hz. Sementara varian standar juga akan memiliki kamera 108MP dan chipset yang sama, tapi dengan kecepatan pengisian daya baterai lebih rendah.
Â
3. Daftar 60 Hoaks tentang Virus Corona Temuan Kemkominfo
Mewabahnya virus corona di Tiongkok hingga ke seluruh dunia membuat banyak orang Indonesia panik.
Kepanikan warga ditambah dengan banyaknya misinformasi dan hoaks tentang virus corona di media sosial.
Hingga Selasa (4/2/2020), Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) menemukan 60 hoaks terkait dengan virus corona yang beredar di media sosial dan aplikasi perpesanan.
(Isk/Why)
Advertisement