Sukses

GSMA Dorong Indonesia Manfaatkan Alokasi Dividen Digital

GSMA mengeluarkan laporan studi tentang migrasi tv analog dan alokasi dividen digital untuk layanan broadband.

Liputan6.com, Jakarta - GSMA mengeluarkan laporan studi terbaru, tentang migrasi tv analog dan alokasi dividen digital untuk layanan broadband guna membuka era baru dalam konektivitas berkecepatan tinggi di Indonesia.

Mobile atau layanan seluler berperan dalam memperluas jangkauan internet ke sebagian besar masyarakat. Karena dengan begini, semakin banyak orang yang bisa mengakses internet.

Tak hanya itu, cakupan internet yang semakin luas menjadi sangat penting untuk memastikan pertumbuhan berkelanjutan dari ekonomi digital Asia Pasifik dan Indonesia.

Laporan studi yang berjudul Spotlight on Indonesia: The Imperative of Seizing Mobile Broadband Opportnities Now, diluncurkan pada hari ini oleh GSMA di Jakarta.

Dalam acara ini, para pemimpin dari berbagai industri seluler, asosiasi nasional dan pemerintahan dipertemukan untuk membahas masa depan digital Indonesia.

Julian Gorman, selaku Head of Asia Pacific GSMA mengatakan, Indonesia tidak akan lama lagi akan mewujudkan harapan untuk menjadi raksasa ekonomi digital.

"Indonesia merupakan bagian terbesar dari dunia digital. Pasar smartphone di Indonesia cukup tinggi, adopsi smartphone juga terus meningkat dan mobile broadband adalah fondasi masyarakat digital," ucap Julian, di Jakarta, Kamis (6/2/2020).

2 dari 3 halaman

Akibat Transformasi Digital Ditunda

Konferesi pers laporan GSMA soal industri digital Indonesia di Jakarta, Kamis (6/2/2020). (Liputan6.com/ Agustinus Mario Damar)

Julian menambahkan, "Upaya untuk menjadikan Indonesia sebagai raksasa ekonomi digital bisa terhambat jika kesulitan mempertahankan digital yang atrakif ini."

"Jika transformasi digital tertunda, mungkin saja Indonesia akan kehilangan miliaran dolar dan menyebabkan akses terhadap layanan broadband seluler menjadi terbatas" ujar Julian.

Sektor seluler Indonesia telah mengalami pertumbuhan yang cukup besar, sebanyak 176 juta orang Indonesia berlangganan layanan seluler.

Tak hanya itu, layanan seluler juga memiliki peran besar dalam menghubungkan jutaan orang ke internet, terutama ke kawasan yang sulit dijangkau.

Dalam lima tahun kedepan, jumlah pelanggan seluler di Indonesia diperkirakan mencapai 199 juta, dengan 177 juta diantaranya menggunakan layanan seluler untuk akses internetnya.

"Broadband adalah solusi bagi banyak sektor, itulah mengapa broadband menjadi bagian penting dari pertumbuhan ekonomi." ucap Dr. Ir. Ismail MT, Direktorat Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika, Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemkominfo).

 

3 dari 3 halaman

Indonesia Perlu Percepat Transformasi Digital

Konferesi pers laporan GSMA soal industri digital Indonesia di Jakarta, Kamis (6/2/2020). (Liputan6.com/ Agustinus Mario Damar)

Ismail juga mengatakan, untuk mewujudkan harapan menjadi negara dengan kemampuan digital terkuat di kawasan Asia Tenggara, perlu percepatan transformasi digital. Untuk itu pemerintah Indonesia sedang dalam proses merevisi UU Penyiaran tahun ini agar bisa melepaskan dividen dgital.

Pada Agustus 2018, Kemkominfo telah melakukan konsultasi publik mengenai penyiaran TV tanpa mengumumkan waktu jadwal pita 700 MHz akan dialihkan ke operator seluler.

Sementara alokasi ekslusif dari puta 700 MHz dalam jumlah yang cukup merupakan kunci untuk operator telekomunikasi yang menghadirkan layanan 4G dan 5G, dimasa depan, yang terjangkau seluruh wilayah Indonesia.

Laporan stusi GSMA ini menyerukan bahwa penting untuk segera merencanakan pelepasan dividen digital agar bisa bergerak maju tanpa ragu.

Sementara Malaysia, Filipina dan Singapura telah menyelesaikan proses swith-off layanan analog sehingga memungkinkan operator untuk memperkuat layanan 4G dan menguji jaringan percontohan 5G, dan hingga saat Indonesia masih belum melakukan re-alokasi spektrum 'dividen digital' ini (700 MHz) ke layanan seluler.

(Fitriah Nurul/Ysl)