Liputan6.com, Jakarta - Bug di aplikasi WhatsApp versi dekstop memungkinkan hacker jahat bisa membaca dan melihat file dari komputer (desktop atau laptop) kamu.
Berkaitan dengan isu keamanan ini Juru Bicara WhatsApp mengatakan bahwa pihaknya terus mengambil langkah konkrit untuk mencegah risiko keamanan di sisi pengguna.
Advertisement
Baca Juga
"WhatsApp selalu bekerja sama dengan pakar riset keamanan untuk mencegah risiko ancaman di sisi pengguna," ujar Juru Bicara WhatsApp kepada Tekno Liputan6.com melalui pesan singkat.
Tak hanya itu, WhatsApp juga mengaku telah mengatasi masalah ini dan celah keamanan tersebut sudah tak berlaku lagi sejak pertengahan Desember 2019.
"Dalam hal ini, kami telah mengatasi masalah yang secara teori dapat mempengaruhi pengguna iPhone yang membuka tautan berbahaya saat menggunakan WhatsApp di desktop mereka. Bug atau celah keamanan ini sudah kami tangani dan tidak berlaku lagi sejak pertengahan Desember lalu," sambungnya.
Â
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini
Informasi dari Peneliti Keamanan
Sebelumnya, perusahaan keamanan PerimeterX, merilis sebuah posting-an yang menunjukkan orang-orang yang terkena bug adalah mereka yang menggunakan aplikasi WhatsApp Mac atau Windows yang tersambung dengan iPhone.
Mengutip laman The Next Web, Kamis (6/2/2020), Peneliti Keamanan PerimeterX Gal Weizmen, menemukan kerentanan dalam Kebijakan Keamanan Konten Whatsapp yang dapat dieksploitasi untuk mengirim pesan yang dimanipulasi dan tautan menggunakan Cross-Site Scripting (XSS).
Mereka (pelaku kejahatan siber) dapat memanfaatkan kelemahan ini untuk mengirim kode berbahaya atau membaca dan melihat file lokal dari laptop atau desktop kamu.
Weizman menyarankan agar WhatsApp tidak menggunakan platform Google chromium versi lama untuk mencegah hal buruk tersebut terjadi.
Kalau kamu menggunakan WhatsApp di iPhone bersamaan di dekstop, ada baiknya untuk memperbarui keduanya agar selalu tetap aman.
Advertisement
WhatsApp Itu Berbahaya
Bos sekaligus pendiri Telegram Pavel Durov menyebut WhatsApp sebagai aplikasi berbahaya.
Hal ini diumumkan oleh Durov dalam sebuah unggahan blog yang kemudian dibagikan kepada followers akun Telegram-nya.
Mengutip laman Digital Trends, Senin (3/2/2020), Durov menuding WhatsApp patut disalahkan dan harus memperbaiki diri. Ia juga mengatakan, fitur enkripsi end-to-end yang digembar gemborkan WhatsApp tidak berguna.
Baca Juga
Pria asal Rusia ini menyebut, fitur enkripsi dinilai tidak bisa melindungi keamanan pengguna dari peretasan.
"WhatsApp memakai kata-kata enkripsi end-to-end sebagai mantra ajaib yang seharusnya membuat komunikasi aman. Namun, teknologi ini bukan peluru yang menjamin privasi pengguna dengan sendirinya," kata Durov.
Terpenting, Durov mengklaim bahwa bug keamanan pada WhatsApp menciptakan backdoor yang sengaja ada untuk mematuhi dan menenangkan lembaga penegak hukum.
Dengan begitu, kata Durov, jejaring sosial ini bisa melakukan bisnis tanpa gangguan di Iran dan Rusia.
(Isk/Why)