Liputan6.com, Jakarta - LG menambah daftar perusahaan yang terpengaruh penyebaran virus Corona. Menurut laporan media Korea Selatan (Korsel), Joongang Ilbo, LG menutup pabrik modul layar miliknya yang berada di wilayah Gumi.
Dilansir dari Phone Arena, Minggu (1/3/2020), penutupan sementara pabrik ini disebabkan kasus virus Corona yang telah dikonfirmasi di dekat pabrik tersebut. Seorang karyawan bank terdekat telah dikonfirmasi terinfeksi virus tersebut.
Advertisement
Baca Juga
Meski pabrik tersebut tidak secara langsung dipengaruhi virus tersebut, LG tetap memutuskan untuk menutup pabrik selama tiga hari. Hal ini dilakukan untuk memprioritaskan kesehatan para pekerjanya.
Pabrik itu dilaporkan fokus pada produksi layar LCD berbasis TFT. Penangguhan kerja sementara ini diperkirakan tidak memengaruhi rilis atau produksi perangkat apa pun. Pabrik dijadwalkan kembai beroperasi normal pada Selasa (3/3/3030).
Selain penutupan pabrik, LG dilaporkan mengambil sejumlah langkah tambahan untuk keselamatan karyawan, termasuk menyediakan pembersih dan masker, serta memasang kamera inframerah.
Qatar Konfirmasi Pasien Pertama yang Terinfeksi Virus Corona
Lebih lanjut, Qatar telah mengonfirmasi kasus infeksi Virus Corona pertama di negara mereka. Hal itu telah dilaporkan oleh media pemerintah pada 29 Februari 2020.Â
Laporan menyebut, kasus infeksi itu dialami oleh seorang warga negara Qatar berusia 36 tahun. Demikian seperti dikutip dari Channel news asia, Minggu (1/3/2020).
Pria itu dinyatakan positif terinfeksi Virus Corona setelah dievakuasi dari Iran ke Doha.
Pada Kamis 27 Februari, pemerintah Qatar telah memulangkan sejumlah warganya dari Iran yang tengah mengalami wabah Virus Corona terburuk di luar Tiongkok. Mereka yang dievakuasi diwajibkan menjalani karantina selama 14 hari untuk pemeriksaan medis dan antisipasi terinfeksi.
Pasien pertama di Qatar yang terinfeksi virus Corona itu telah dirawat di rumah sakit. Qatar News Agency mengutip Kementerian Kesehatan Qatar, melaporkan, "Ini telah diperkirakan karena penyebaran virus di seluruh wilayah dan negara-negara lain, di samping peningkatan jumlah kasus secara eksponensial."
(Din/Why)
Advertisement