Liputan6.com, Jakarta - Pengguna WhatsApp dibuat panik karena hoaks tentang virus Corona (Covid-19) yang beredar di aplikasi perpesanan milik Facebook ini.
Kasus kepanikan karena hoaks tentang virus Corona ini terjadi di Lagos, ibu kota Nigeria.
Advertisement
Baca Juga
Ceritanya, berjam-jam setelah Nigeria mengkonfirmasi kasus virus Corona (Covid-19) pertama, seorang aktivis kesehatan bernama Olumide Makanjuola yang tinggal di Lagos membuka aplikasi WhatsApp dan dibuat panik oleh informasi tersaji di dalamnya.
Mengutip laman The Washington Post, Selasa (3/3/2020), pengguna WhatsApp mengkopi paste dan meneruskan (forward) peringatan yang menyebut penerbangan lokal, hotel, dan sekolah di Kota Lagos kemungkinan sudah terkontaminasi virus Corona.
Dari banyaknya informasi yang beredar, tidak ada satu pun yang sudah terkonfirmasi. Namun demikian, beberapa versi informasi tersebut beredar di grup WhatsApp pribadi dengan jumlah anggota yang cukup banyak.
"Virus ini berada sangat dekat dengan kita, jauh lebih dekat dibandingkan yang kita pikirkan," demikian bunyi pesan-pesan tersebut.
Saat para pemerintah dan para ahli kesehatan berlomba mengatasi wabah virus Corona, mereka juga harus memerangi hoaks di internet yang sulit dikalahkan.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Pemerintah Sulit Mengawasi
Apalagi kini hoaks beredar di WhatsApp, layanan pesan yang paling banyak dipakai dan memiliki enkripsi, sehingga sulit diawasi oleh pemerintah.
Tak hanya pengguna di Nigeria, mereka yang ada di Singapura, Brasil, Pakistan, Irlandia, dan negara-negara lain di dunia juga telah melihat banjir hoaks mengenai virus corona di WhatsApp. Misalnya tentang jumlah orang yang terinfeksi, bagaimana virus ini ditransmisikan, dan ketersediaan pengobatannya.
Pesan dan pesan suara berisi informasi mengenai virus corona ini menyebar ketakutan dan membuat pemerintah di banyak negara cukup pusing dibuatnya, termasuk di Bostwana.
Pemerintah di sana meminta masyarakat untuk lebih selektif menerima dan membagikan informasi di WhatsApp.
Advertisement
Tanggapan WhatsApp
Sebelumnya, Facebook selaku induk perusahaan WhatsApp juga telah melakukan penghapusan konten-konten disinformasi terkait virus corona.
Namun tampaknya Facebook tidak bisa memantau WhatsApp dengan cara serupa. Pasalnya, percakapan di WhatsApp telah dienkripsi, artinya pesan hanya bisa dibaca oleh pengirim dan penerima.
Juru Bicara WhatsApp, Carl Woog, menyebut, perusahaan telah bekerja sama dengan pemerintah dan pihak-pihak lain untuk meredakan disinformasi mengenai virus corona yang beredar.
"WhatsApp merupakan alat komunikasi yang penting bagi petugas kesehatan untuk saling berkoordinasi. Kami telah melibatkan Kementerian Kesehatan di seluruh dunia untuk menyediakan cara sederhana bagi masyarakat untuk menerima informasi akurat tentang virus ini," katanya.
(Tin/Ysl)