Sukses

Facebook Bakal Donasikan Rp 1.632 Miliar untuk UMKM Terdampak Virus Corona

Facebook mengumumkan akan berdonasi senilai USD 100 juta (setara Rp 1.632 miliar) untuk pelaku UMKM yang bisnisnya terdampak pandemik virus corona.

Liputan6.com, Jakarta - Facebook mengumumkan akan berdonasi senilai USD 100 juta (setara Rp 1.632 miliar) untuk pelaku UMKM yang bisnisnya terdampak pandemik virus corona.

Facebook menyebut, pihaknya memahami sebagian bisnis UMKM mengalami gangguan akibat penyakit Covid-19.

"Kami tahu, sedikit dukungan finansial bisa membantu, jadi kami menawarkan USD 100 juta dalam bentuk hibah tunai dan kredit iklan untuk membantu selama masa sulit ini," kata Facebook, sebagaimana dikutip dari CNBC, Jumat (20/3/2020).

Facebook menyebut, hibah tersebut bakal mengkover 30.000 pelaku bisnis UMKM di 30 negara. Rata-rata, per pelaku bisnis UMKM mendapatkan dana sebesar USD 3.333 (setara Rp 54,3 juta).

Facebook berharap, bantuan ini bisa membantu bisnis yang mengalami penurunan lalu lintas tajam. Pasalnya, bagi Facebook bisnis UMKM menyumbang sebagian kecil dari pendapatan iklannya.

2 dari 3 halaman

Aplikasi Pengajuan

Sekadar informasi, Facebook menghasilkan USD 21,08 miliar pada kuartal keempat 2019.

Dalam beberapa minggu mendatang, Facebook bakal mulai menerima aplikasi pengajuan. Perusahaan menyebut, program ini bisa membantu bisnis, misalnya untuk sewa tempat biaya operasional, menggaji karyawan, dan tetap terhubung dengan pelanggan.

Dalam sebuah wawancara dengan Bloomberg, Chief Operating Officer Facebook Sheryl Sandberg mengatakan, industri pemasaran pasti mendapatkan pukulan akibat dari virus corona.

3 dari 3 halaman

Pelatihan Virtual Pendukung

"Ini tidak berjalan seperti biasa, dan industri pemasaran pastiakan menghadapi dampak nyata. Saya tidak tahu seberapa besar dampaknya," kata Sandberg.

Sandberg pun menyebut, perusahaan sedang mencari cara memperluas pelatihan virtual yang mendukung bisnis yang beroperasi di lingkungan meresahkan ini.

"Ada berbagai hal yang akan dibagikan dalam beberapa minggu ke depan," tutur Sandberg.

(Tin/Ysl)