Sukses

Mencoba Chatbot Covid-19 Hasil Kolaborasi WHO dan WhatsApp

WhatsApp berkolaborasi dengan organisasi kesehatan dunia (World Health Organisation, WHO) mengembangkan chatbot untuk menjawab pertanyaan seputar Covid-19.

Liputan6.com, Jakarta - Kemkominfo belum lama ini menggandeng aplikasi olah pesan WhatsApp untuk mengembangkan chatbot yang berfokus pada isu Covid-19 di Indonesia.

Di lingkup global, WhatsApp juga berkolaborasi dengan organisasi kesehatan dunia (World Health Organisation, WHO) mengembangkan chatbot serupa.

"Merupakan suatu kehormatan untuk berkolaborasi dengan WHO untuk dapat memberikan layanan sederhana ini untuk memperoleh informasi terbaru langsung dari para ahli melalui WhatsApp. Ketuk tautan di bawah untuk memulai," kata WhatsApp melalui akun Twitter resminya. 

Chatbot itu dapat diakses melalui tautan berikut ini:

http://bit.ly/who-covid-19-whatsapp

Tautan itu akan mengarahkan kamu ke akun chatbot WhatsApp milik WHO. Kamu akan mendapati akun tersebut memiliki nama World Health Organisation dan disertai tanda verifikasi (centang).

2 dari 3 halaman

8 Macam Informasi

Secara garis besar, chatbot WHO ini menyediakan delapan informasi:

  1. Angka teraktual mengenai kasus Covid-19 di dunia.
  2. Informasi mengenai cara melindungi diri dari Covid-19. 
  3. Pertanyaan yang paling banyak diajukan mengenai Covid-19.
  4. Mitos-mitos seputar Covid-19.
  5. Saran bepergian.
  6. Berita dan pers.
  7. Membagikan/menginformasikan chatbot ini kepada keluarga, teman, dan masyarakat.
  8. Donasi

Pengguna dapat memberi perintah dengan mengetik angka 1 hingga 8 atau emoji yang telah ditentukan. 

3 dari 3 halaman

Respons

Menurut pengalaman kami, akun chatbot ini sangat responsif. Dalam hitungan kurang dari satu detik chatbot ini mengirimkan jawaban atas perintah yang kami berikan.

Pada dasarnya sebagian besar informasi yang dikirimkan chatbot itu merupakan rangkuman atas artikel-artikel dari situs web resmi WHO. Tentu, tautan ke semua artikel itu turut disertakan.

Upaya ini betul-betul layak diapresiasi, mengingat lalu lintas misinformasi dan hoaks tentang Covid-19 sangat tinggi. WHO, sebagai salah satu lembaga dunia yang punya otoritas di isu ini layak menjadi sumber informasi yang dapat dipercaya. 

(Why/Isk)