Liputan6.com, Jakarta - Twitter pada hari ini, Rabu (1/4/2020), dimeriahkan oleh sejumlah akun dagelan menggunakan nama-nama orang terkenal di Indonesia.
Berdasarkan keterangan salah satu twit, akun tersebut bertujuan meramaikan April Mop, yang setiap 1 April, orang dianggap boleh memberikan lelucon tanpa dianggap bersalah.
Advertisement
Baca Juga
Beberapa di antaranya adalah berpura-pura menjadi Menteri Kelautan dan Perikanan (2014 - 2019), Susi Pudjiastuti dan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Mochamad Basuki Hadimuljono. Selain itu, juga ada akun dagelan dengan nama @Jokvwi.
Akun-akun tersebut pun saling berinteraksi dengan beragam twit. Berikut beberapa di antaranya:
"Innalillahi telah berpulangnya rasa sayang saya terhadap crush saya," tulis @susypudjiastuty.
Innalillahi telah berpulangnya rasa sayang saya terhdap crush saya
— Susi Pudjiastuti (@susypudjiastuty) April 1, 2020
"Dasar warga +62Udah dibilangin disuruh di rumah dan rebahan aja. Malah keluyuran. Bandel emamg," kicau @Jokvwi.
Dasar warga +62Udah dibilangin disuruh di rumah dan rebahan aja. Malah keluyuran. Bandel emamg.
— Joko Widodo ➐ (@Jokvwi) April 1, 2020
"Gimana kabar crush nya bu?," tulis pemilik akun @menterigaul.
Gimana kabar crush nya bu? https://t.co/1E1raRFyhg
— Pak Basuki (@menterigaul) April 1, 2020
"Buat orang2 yang chat cuma karna bosen, mending chatan sama costumer service aja, kan kasihan padahal udah mulai suka, eh ditinggal," twit lain dari @menterigaul.
Buat orang2 yang chat cuma karna bosen, mending chatan sama costumer service aja, kan kasihan padahal udah mulai suka, eh ditinggal
— Pak Basuki (@menterigaul) April 1, 2020
Sentimen Warganet Terhadap Kabinet Jokowi-Ma'ruf Hadapi Pandemi Covid-19
Di sisi lain, Lembaga Next Policy melakukan penelitian dengan melihat sentimen para menteri kabinet Jokowi-Ma’ruf lewat pengumpulan data teks di media sosial Twitter sejak 11 Desember 2019 hingga 2 Maret 2020.
Penelitian ini menggunakan machine learning dengan metode Analisis Media Sosial Nusantara berbasis AI (AMENA). Analisis ini menghasilkan visualisasi data berupa peta sentimen positif, negatif, dan netral.
Covid-19 pertama kali muncul dalam perbincangan warganet di Twitter pada 15 Januari 2020. Kemudian Next Policy melakukan pengumpulan data teks untuk melihat sentimen publik terhadap para menteri kabinet Jokowi- Ma’ruf Amin, yang memiliki peran strategis dalam penanganan wabah Covid-19.
Baca Juga
Mereka adalah Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, serta Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim. Terkait sektor ekonomi, ada Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menteri BUMN Erick Thohir, serta Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama.
Ringkasnya, riset Next Policy menyebutkan sentimen warganet kepada Menteri Terawan naik 297 persen menjadi 18.150 twit sejak dilantik hingga 2 Maret lalu. Melalui kata kunci dengan filter 'Terawan' dan 'Corona' ditemukan 2.870 twit yang berkaitan dengan respons Terawan terhadap kasus Covid-19.
Hasil lengkapnya, sentimen negatif terhadap Menteri Terawan lebih tinggi dibandingkan sentimen positif, yakni 1.493 twit banding 360. Sementara sentimen netral 1.071 twit.
Lonjakan sentimen negatif Terawan terjadi periode 28 Januari-28 Februari. Saat itu Terawan membuat beberapa pernyataan, antara lain bahwa kunci mencegah penularan Covid-19 adalah imunitas dan berdoa.
Advertisement
Antara Terawan, Nadiem, dan Erick Thohir
Grady Nagara, peneliti Next Policy, mengatakan Menteri Terawan mendapat sentimen negatif di Twitter, karena menyangkal ancaman virus yang ternyata berubah menjadi pandemi.
"Sebagai otoritas tertinggi di sektor kesehatan, sikap penyangkalan tersebut mempengaruhi menteri-menteri lain, seperti menteri perhubungan, menkopolhukam, menteri dalam negeri, wakil presiden, bahkan presiden sendiri. Oleh karena itu, Presiden Jokowi harus memimpin para menterinya untuk berputar arah menghadapi perkembangan terkini yang penuh dengan ketidakpastian,” ujar Grady.
Menurut dia, ketika merespons krisis, seorang pemimpin harus berkomunikasi transparan kepada publik; memiliki dan mendorong arah dan tindakan jelas dan cepat; terlibat dan hadir; serta semua proses memiliki akuntabilitas.
“Menteri Nadiem Makarim, Erick Thohir, dan Sri Mulyani adalah menteri-menteri yang mendapat sentimen positif, yang diharapkan menjadi penggerak kabinet mengantisipasi krisis. Namun, mereka harus dipimpin langsung presiden,” ungkapnya.
Ivan Ahda, pegiat pendidikan sekaligus founder pemimpin.id, menambahkan respons Mendikbud Nadiem Makarim perlu diapresiasi saat ini.
“Dua langkah utama Menteri Nadiem merupakan respons cepat Kemendikbud menghadapi pandemi ini, yakni peniadaan ujian nasional dan pembelajaran jarak jauh. Keputusan tersebut diikuti oleh dinas pendidikan di daerah, sekolah, guru, dan murid bersama-sama orang tua,” katanya.
Kata Ivan, Nadiem dapat menjadikan krisis ini momentum percepatan transformasi digital sektor pendidikan nasional.
“Karena kita tidak banyak pilihan kecuali bertransformasi ke digital, maka Nadiem Makarim adalah sosok yang pas memimpinnya,” pungkasnya.
Sektor Ekonomi Putar Arah
Sementara di sektor ekonomi terjadi perubahan arah di bawah komando Menteri Keuangan Sri Mulyani dan Menteri BUMN Erick Thohir.
“Hal lain yang kami temukan dan cukup pivotal adalah Sri Mulyani menjadi menteri yang paling awal bersuara mengenai dampak Covid-19, bahkan dibandingkan Menteri Terawan,“ kata Fithra Faisal Hastiadi, Direktur Eksekutif Next Policy.
Menurut dia, Sri Mulyani serius melakukan langkah-langkah mitigasi demi menangkis dampak Covid-19 terhadap perekonomian nasional. Hal ini cukup pivotal karena dampak ekonomi virus ini memang serius dan menebarkan ketakutan pada pasar (saham).
“Sri Mulyani sempat mengatakan dirinya lebih khawatir dampak Covid-19 dibandingkan Brexit. Sri Mulyani boleh jadi benar mengingat analisis dampak yang dilakukan Next Policy menunjukkan efek dari Brexit minimal dibandingkan Covid-19,“ jelasnya.
Fithra memprediksi, pandemi Covid-19 berpotensi menurunkan pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 0,1-0,2 persen bila terjadi penurunan setiap 1 persen ekonomi China. Bahkan, dengan makin meningkatnya kasus Covid-19 di Indonesia, kemungkinan terjadi kontraksi ekonomi jauh lebih besar.
Ia menuturkan Erick Thohir cukup konsisten berada di papan atas menteri yang paling banyak disebut, serta mendapatkan porsi kenaikan cukup tinggi (421 persen) dibandingkan saat awal penyusunan kabinet.
"Serupa dengan Sri Mulyani, banyak milenial memposisikan Erick Thohir sebagai anutan. Bahkan dalam beberapa isu tertentu, nama Sri Mulyani dan Erick Thohir sering bersamaan disebut," Fithra memungkaskan.
(Tin/Isk)
Advertisement